Advertisement
Matalensanews.com-Sudah genap 4 hari 5 malam pencarian Thoriq Rizky Maulidan, anak muda yang baru saja lulus dari SMPN IV Bondowoso. Dia dinyatakan hilang sejak pendakiannya di Puncak Piramid, Bondowoso pada hari minggu 24 Juni 2019, sekitar pukul 17:00 WIB. Berbagai upaya sudah dilakukan dalam rangka pencarian: secara manual menyisir titik TKP terakhir korban sebelum hilang, menggunakan drone, juga upaya spiritual. Pihak Pemerintah, kepolisian, TNI, dan beragam elemen masyarakat bersatu padu dan sudah berupaya sangat maksimal. Kendati pun demikian belum juga terlihat titik terang. Senin 1/7/2019.
Kejadian ini bermula di hari Minggu tanggal 24 Juni 2019, korban bersama 3 orang teman lelakinya yaitu: Pungky, Syafril, dan Rizky menginginkan untuk melihat sunset dari puncak gunung Ranggeno yang disebut dengan puncak piramid. Di tengah pendakian, salah satu dari mereka yaitu syafril tidak kuat mendaki dan berhenti. Ketiga remaja yang lain memutuskan untuk tetap melanjutkan pendakian, karena mereka ingin menyaksikan keindahan sunset dari puncak piramid.
Sekitar pukul 16:00 WIB, kondisi puncak piramid berubah berkabut. Suasana dingin, dan mencekam, tidak seperti yang diharapkan. Setelah bermusyawarah Ketiga remaja ini mengambil keputusan untuk tidak lebih lama menunggu matahari tenggelam, dan bersegera turun ke pos awal pendakian. Toriq berada di posisi paling depan, pungky di tengah, dan rizky di belakang. Menurut pungky, ia sempat bertanya kepada thoriq mengenai jalur yang akan diambil, dan mereka mengambil jalur kiri. Dijalur yang hanya setapak dengan kanan-kiri jurang itu, Thoriq turun dengan langkah cepat. Pungky mengaku hampir terjatuh di jalur tersebut. Setelah itu, dia berhenti sejenak sembari menunggu rizky. Kabut masih tebal . Thoriq terus berjalan sendiri di depan dengan jarak sekitar 25 meter. Pungky dan rizky berjalan bersama. Hingga sampailah Pungky dan rizky di lokasi syafril yang memang tidak ikut ke puncak.
Betapa terkejutnya mereka setelah mengetahui bahwa Thoriq yang sedari tadi berjalan di depan ternyata malah belum sampai. Mereka pun menunggu sambil berteriak-teriak memanggil thoriq. Akan tetapi, yang ditunggu tak kunjung tiba. Akhirnya mereka memutuskan untuk turun dan menuju ke keluarga thorik yang segera melapor ke polsek setempat. Dan percarian pun berlangsung hingga hari ini
Gunung Ranggeno yang memiliki puncak bernama puncak piramid dengan ketinggian sekitar 1500 mdpl. Mungkin teman-teman menganggapnya tidak terlalu tinggi, jika membandingkannya dengan gunung lawu, gunung arjuna, ataupun gunung semeru. Akan tetapi perlu diingat bahwa gunung tetaplah gunung, yang menyimpan tantangan, keindahan, eksotika, dan juga misterinya sendiri-sendiri.
Sebagai gambaran tentang gunung Ranggeno dan puncak piramidanya, mari kita lihat bersama gambar ini:
Gunung Ranggeno adalah gunung yang posisinya di tengah, diapit oleh dua gunung lainnya. Gunung sebelah kiri adalah gunung patirana dan gunung sebelah kanan adalah gunung saeng. Di belakang tiga gunung itu adalah pegunungan argopuro yang terkenal dengan track pendakian terpanjang di pulau jawa.
Disebut puncak piramida karena jika dilihat dari kejauhan bentuknya menyerupai segitiga piramida. Tracking menuju puncak piramida adalah jalan setapak yang diapit dua jurang di kanan dan kirinya. Dia tidak lurus, tapi meliuk-liuk, lika-liku, dan naik turun. Bebatuan besar dan cadas memenuhi rute ini. Maka tidak salah jika para pendaki menjuluki track ini dengan sebutan punggung naga, bahkan ada yang menyebutnya sebagai jalur shirotol mustaqim, karena jika sampai terpeleset di jalur ini resiko minimalnya adalah terperosok ke bibir jurang. Beruntung jika masih bisa menggapai sesuatu untuk menahan badan supaya tidak bablas meluncur di punggung tebing yang kemiringannya bisa lebih dari 45 derajat.
Saking ekstrimnya jalur di gunung patirana, gunung renggono, gunung saeng dan gunung argopuro, ada yang berpendapat bahwa jika jatuh atau tersesat dari gunung patirana 95% kemungkinannya akan meninggal; di puncak piramida, 50 persen kemungkinannya meninggal; di gunung Saeng, lima hari tidak akan ditemukan; dan di gunung argopuro, hampir bisa dipastikan tidak akan ditemukan. (Hum/marino)
Kejadian ini bermula di hari Minggu tanggal 24 Juni 2019, korban bersama 3 orang teman lelakinya yaitu: Pungky, Syafril, dan Rizky menginginkan untuk melihat sunset dari puncak gunung Ranggeno yang disebut dengan puncak piramid. Di tengah pendakian, salah satu dari mereka yaitu syafril tidak kuat mendaki dan berhenti. Ketiga remaja yang lain memutuskan untuk tetap melanjutkan pendakian, karena mereka ingin menyaksikan keindahan sunset dari puncak piramid.
Sekitar pukul 16:00 WIB, kondisi puncak piramid berubah berkabut. Suasana dingin, dan mencekam, tidak seperti yang diharapkan. Setelah bermusyawarah Ketiga remaja ini mengambil keputusan untuk tidak lebih lama menunggu matahari tenggelam, dan bersegera turun ke pos awal pendakian. Toriq berada di posisi paling depan, pungky di tengah, dan rizky di belakang. Menurut pungky, ia sempat bertanya kepada thoriq mengenai jalur yang akan diambil, dan mereka mengambil jalur kiri. Dijalur yang hanya setapak dengan kanan-kiri jurang itu, Thoriq turun dengan langkah cepat. Pungky mengaku hampir terjatuh di jalur tersebut. Setelah itu, dia berhenti sejenak sembari menunggu rizky. Kabut masih tebal . Thoriq terus berjalan sendiri di depan dengan jarak sekitar 25 meter. Pungky dan rizky berjalan bersama. Hingga sampailah Pungky dan rizky di lokasi syafril yang memang tidak ikut ke puncak.
Betapa terkejutnya mereka setelah mengetahui bahwa Thoriq yang sedari tadi berjalan di depan ternyata malah belum sampai. Mereka pun menunggu sambil berteriak-teriak memanggil thoriq. Akan tetapi, yang ditunggu tak kunjung tiba. Akhirnya mereka memutuskan untuk turun dan menuju ke keluarga thorik yang segera melapor ke polsek setempat. Dan percarian pun berlangsung hingga hari ini
Gunung Ranggeno yang memiliki puncak bernama puncak piramid dengan ketinggian sekitar 1500 mdpl. Mungkin teman-teman menganggapnya tidak terlalu tinggi, jika membandingkannya dengan gunung lawu, gunung arjuna, ataupun gunung semeru. Akan tetapi perlu diingat bahwa gunung tetaplah gunung, yang menyimpan tantangan, keindahan, eksotika, dan juga misterinya sendiri-sendiri.
Sebagai gambaran tentang gunung Ranggeno dan puncak piramidanya, mari kita lihat bersama gambar ini:
Gunung Ranggeno adalah gunung yang posisinya di tengah, diapit oleh dua gunung lainnya. Gunung sebelah kiri adalah gunung patirana dan gunung sebelah kanan adalah gunung saeng. Di belakang tiga gunung itu adalah pegunungan argopuro yang terkenal dengan track pendakian terpanjang di pulau jawa.
Disebut puncak piramida karena jika dilihat dari kejauhan bentuknya menyerupai segitiga piramida. Tracking menuju puncak piramida adalah jalan setapak yang diapit dua jurang di kanan dan kirinya. Dia tidak lurus, tapi meliuk-liuk, lika-liku, dan naik turun. Bebatuan besar dan cadas memenuhi rute ini. Maka tidak salah jika para pendaki menjuluki track ini dengan sebutan punggung naga, bahkan ada yang menyebutnya sebagai jalur shirotol mustaqim, karena jika sampai terpeleset di jalur ini resiko minimalnya adalah terperosok ke bibir jurang. Beruntung jika masih bisa menggapai sesuatu untuk menahan badan supaya tidak bablas meluncur di punggung tebing yang kemiringannya bisa lebih dari 45 derajat.
Saking ekstrimnya jalur di gunung patirana, gunung renggono, gunung saeng dan gunung argopuro, ada yang berpendapat bahwa jika jatuh atau tersesat dari gunung patirana 95% kemungkinannya akan meninggal; di puncak piramida, 50 persen kemungkinannya meninggal; di gunung Saeng, lima hari tidak akan ditemukan; dan di gunung argopuro, hampir bisa dipastikan tidak akan ditemukan. (Hum/marino)