Advertisement
Maralrnsanews.com-Sebanyak 180 peserta seleksi mengikuti Sidang Pemilihan Calon Taruna Akademi Militer TA. 2019 Panda IV/Diponegoro yang berlangsung di Mako Rindam IV/Diponegoro Selasa, (2/7/2019).
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, S.E., M.M., menyampaikan,
jumlah peserta seleksi tingkat panda sebanyak 180 orang, alokasi masuk seleksi Taruna tingkat pusat dari Panda Kodam IV/Diponegoro sebanyak 60 orang dan alokasi masuk pendidikan sebanyak 30 orang (dengan rincian 29 orang Jurusan IPA, 1 orang Taruna Jurusan IPS).
Berkenaan dengan hal itu, werving/seleksi Calon Taruna Akmil di wilayah Kodam IV/Diponegoro benar-benar selekstif dan transparan. Semua anggota tim bertindak profesional, obyektif dan tidak mengabaikan hati nurani dalam memberikan penilaiannya, sehingga mendapatkan calon perwira TNI yang benar-benar berkualitas dan profesional, berbernya.
Lebih lanjut disampaikan, salah satu faktor yang cukup menodai citra dan nama baik TNI dimata masyarakat selama ini adalah proses rekrutmen personel TNI yang dinilai banyak melakukan tindakan KKN, baik itu berupa rekomendasi dari pimpinan maupun harus membayar sejumlah uang pelicin. Sehingga dari tindakan seperti itu akan menodai citra baik TNI, tetapi juga akan merugikan TNI sendiri khususnya dalam upaya penyiapan SDM prajurit TNI yang profesional dan berkualitas tinggi.
“Segenap anggota tim pemilihan calon Taruna Akmil, harus bekerja secara profesional, bertindak jujur dan obyektif, sehingga dapat menentukan pilihan yang paling tepat dan terbaik diantara semua calon Taruna yang ada”, harap orang nomor satu di Kodam IV.
Dirinya juga berjanji akan menindak tegas bila ada oknum yang bermain dalam kegiatan werving Calon Taruna Akmil, dan juga pada kegiatan werving lainnya.
“Saya tidak segan-segan untuk menindak tegas, apabila ada oknum panitia yang bermain dalam pelaksanaan werving calon taruna ini bahkan hingga pada pemberhentian dengan tidak hotmat/pemecatan”, tegas Pangdam.
Pemecatan bagi oknum yang terlibat merupakan imbalan yang setimpal, karena ulah para oknum tersebut sangat merugikan dan mencoreng nama baik TNI dan kita semua, imbuhnya.
Pangdam menilai, apabila calon Taruna yang lolos seleksi telah memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan, maka mereka akan menjadi perwira-perwira TNI yang bisa dibanggakan oleh nusa dan bangsa.
Namun apabila lolosnya calon peserta tersebut banyak dimanipulasi datanya, maka mereka nantinya tidak akan mampu menjadi prajurit yang profesional. Prajurit seperti ini justru akan cenderung melakukan pelanggaran, saya ulangi cenderung melakukan pelanggaran di satuan nantinya, akibat dari itu akan jelas jauh dari harapan kita.
Hadir pada acara sidang tersebut, Tim Peninjau Pusat, Irdam, Asintel, Aspers, Kakesdam, Kaajendam dan Kajasdam IV/Diponegoro. IV : Pastikan Seleksi Catar Akmil Selektif dan Transparan.
Sebanyak 180 peserta seleksi mengikuti Sidang Pemilihan Calon Taruna Akademi Militer TA. 2019 Panda IV/Diponegoro yang berlangsung di Mako Rindam IV/Diponegoro Selasa, (2/7/2019).
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, S.E., M.M., menyampaikan,
jumlah peserta seleksi tingkat panda sebanyak 180 orang, alokasi masuk seleksi Taruna tingkat pusat dari Panda Kodam IV/Diponegoro sebanyak 60 orang dan alokasi masuk pendidikan sebanyak 30 orang (dengan rincian 29 orang Jurusan IPA, 1 orang Taruna Jurusan IPS).
Berkenaan dengan hal itu, werving/seleksi Calon Taruna Akmil di wilayah Kodam IV/Diponegoro benar-benar selekstif dan transparan. Semua anggota tim bertindak profesional, obyektif dan tidak mengabaikan hati nurani dalam memberikan penilaiannya, sehingga mendapatkan calon perwira TNI yang benar-benar berkualitas dan profesional, berbernya.
Lebih lanjut disampaikan, salah satu faktor yang cukup menodai citra dan nama baik TNI dimata masyarakat selama ini adalah proses rekrutmen personel TNI yang dinilai banyak melakukan tindakan KKN, baik itu berupa rekomendasi dari pimpinan maupun harus membayar sejumlah uang pelicin. Sehingga dari tindakan seperti itu akan menodai citra baik TNI, tetapi juga akan merugikan TNI sendiri khususnya dalam upaya penyiapan SDM prajurit TNI yang profesional dan berkualitas tinggi.
“Segenap anggota tim pemilihan calon Taruna Akmil, harus bekerja secara profesional, bertindak jujur dan obyektif, sehingga dapat menentukan pilihan yang paling tepat dan terbaik diantara semua calon Taruna yang ada”, harap orang nomor satu di Kodam IV.
Dirinya juga berjanji akan menindak tegas bila ada oknum yang bermain dalam kegiatan werving Calon Taruna Akmil, dan juga pada kegiatan werving lainnya.
“Saya tidak segan-segan untuk menindak tegas, apabila ada oknum panitia yang bermain dalam pelaksanaan werving calon taruna ini bahkan hingga pada pemberhentian dengan tidak hotmat/pemecatan”, tegas Pangdam.
Pemecatan bagi oknum yang terlibat merupakan imbalan yang setimpal, karena ulah para oknum tersebut sangat merugikan dan mencoreng nama baik TNI dan kita semua, imbuhnya.
Pangdam menilai, apabila calon Taruna yang lolos seleksi telah memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan, maka mereka akan menjadi perwira-perwira TNI yang bisa dibanggakan oleh nusa dan bangsa.
Namun apabila lolosnya calon peserta tersebut banyak dimanipulasi datanya, maka mereka nantinya tidak akan mampu menjadi prajurit yang profesional. Prajurit seperti ini justru akan cenderung melakukan pelanggaran, saya ulangi cenderung melakukan pelanggaran di satuan nantinya, akibat dari itu akan jelas jauh dari harapan kita.
Hadir pada acara sidang tersebut, Tim Peninjau Pusat, Irdam, Asintel, Aspers, Kakesdam, Kaajendam dan Kajasdam IV/Diponegoro.(Hum/Red)
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, S.E., M.M., menyampaikan,
jumlah peserta seleksi tingkat panda sebanyak 180 orang, alokasi masuk seleksi Taruna tingkat pusat dari Panda Kodam IV/Diponegoro sebanyak 60 orang dan alokasi masuk pendidikan sebanyak 30 orang (dengan rincian 29 orang Jurusan IPA, 1 orang Taruna Jurusan IPS).
Berkenaan dengan hal itu, werving/seleksi Calon Taruna Akmil di wilayah Kodam IV/Diponegoro benar-benar selekstif dan transparan. Semua anggota tim bertindak profesional, obyektif dan tidak mengabaikan hati nurani dalam memberikan penilaiannya, sehingga mendapatkan calon perwira TNI yang benar-benar berkualitas dan profesional, berbernya.
Lebih lanjut disampaikan, salah satu faktor yang cukup menodai citra dan nama baik TNI dimata masyarakat selama ini adalah proses rekrutmen personel TNI yang dinilai banyak melakukan tindakan KKN, baik itu berupa rekomendasi dari pimpinan maupun harus membayar sejumlah uang pelicin. Sehingga dari tindakan seperti itu akan menodai citra baik TNI, tetapi juga akan merugikan TNI sendiri khususnya dalam upaya penyiapan SDM prajurit TNI yang profesional dan berkualitas tinggi.
“Segenap anggota tim pemilihan calon Taruna Akmil, harus bekerja secara profesional, bertindak jujur dan obyektif, sehingga dapat menentukan pilihan yang paling tepat dan terbaik diantara semua calon Taruna yang ada”, harap orang nomor satu di Kodam IV.
Dirinya juga berjanji akan menindak tegas bila ada oknum yang bermain dalam kegiatan werving Calon Taruna Akmil, dan juga pada kegiatan werving lainnya.
“Saya tidak segan-segan untuk menindak tegas, apabila ada oknum panitia yang bermain dalam pelaksanaan werving calon taruna ini bahkan hingga pada pemberhentian dengan tidak hotmat/pemecatan”, tegas Pangdam.
Pemecatan bagi oknum yang terlibat merupakan imbalan yang setimpal, karena ulah para oknum tersebut sangat merugikan dan mencoreng nama baik TNI dan kita semua, imbuhnya.
Pangdam menilai, apabila calon Taruna yang lolos seleksi telah memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan, maka mereka akan menjadi perwira-perwira TNI yang bisa dibanggakan oleh nusa dan bangsa.
Namun apabila lolosnya calon peserta tersebut banyak dimanipulasi datanya, maka mereka nantinya tidak akan mampu menjadi prajurit yang profesional. Prajurit seperti ini justru akan cenderung melakukan pelanggaran, saya ulangi cenderung melakukan pelanggaran di satuan nantinya, akibat dari itu akan jelas jauh dari harapan kita.
Hadir pada acara sidang tersebut, Tim Peninjau Pusat, Irdam, Asintel, Aspers, Kakesdam, Kaajendam dan Kajasdam IV/Diponegoro. IV : Pastikan Seleksi Catar Akmil Selektif dan Transparan.
Sebanyak 180 peserta seleksi mengikuti Sidang Pemilihan Calon Taruna Akademi Militer TA. 2019 Panda IV/Diponegoro yang berlangsung di Mako Rindam IV/Diponegoro Selasa, (2/7/2019).
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, S.E., M.M., menyampaikan,
jumlah peserta seleksi tingkat panda sebanyak 180 orang, alokasi masuk seleksi Taruna tingkat pusat dari Panda Kodam IV/Diponegoro sebanyak 60 orang dan alokasi masuk pendidikan sebanyak 30 orang (dengan rincian 29 orang Jurusan IPA, 1 orang Taruna Jurusan IPS).
Berkenaan dengan hal itu, werving/seleksi Calon Taruna Akmil di wilayah Kodam IV/Diponegoro benar-benar selekstif dan transparan. Semua anggota tim bertindak profesional, obyektif dan tidak mengabaikan hati nurani dalam memberikan penilaiannya, sehingga mendapatkan calon perwira TNI yang benar-benar berkualitas dan profesional, berbernya.
Lebih lanjut disampaikan, salah satu faktor yang cukup menodai citra dan nama baik TNI dimata masyarakat selama ini adalah proses rekrutmen personel TNI yang dinilai banyak melakukan tindakan KKN, baik itu berupa rekomendasi dari pimpinan maupun harus membayar sejumlah uang pelicin. Sehingga dari tindakan seperti itu akan menodai citra baik TNI, tetapi juga akan merugikan TNI sendiri khususnya dalam upaya penyiapan SDM prajurit TNI yang profesional dan berkualitas tinggi.
“Segenap anggota tim pemilihan calon Taruna Akmil, harus bekerja secara profesional, bertindak jujur dan obyektif, sehingga dapat menentukan pilihan yang paling tepat dan terbaik diantara semua calon Taruna yang ada”, harap orang nomor satu di Kodam IV.
Dirinya juga berjanji akan menindak tegas bila ada oknum yang bermain dalam kegiatan werving Calon Taruna Akmil, dan juga pada kegiatan werving lainnya.
“Saya tidak segan-segan untuk menindak tegas, apabila ada oknum panitia yang bermain dalam pelaksanaan werving calon taruna ini bahkan hingga pada pemberhentian dengan tidak hotmat/pemecatan”, tegas Pangdam.
Pemecatan bagi oknum yang terlibat merupakan imbalan yang setimpal, karena ulah para oknum tersebut sangat merugikan dan mencoreng nama baik TNI dan kita semua, imbuhnya.
Pangdam menilai, apabila calon Taruna yang lolos seleksi telah memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan, maka mereka akan menjadi perwira-perwira TNI yang bisa dibanggakan oleh nusa dan bangsa.
Namun apabila lolosnya calon peserta tersebut banyak dimanipulasi datanya, maka mereka nantinya tidak akan mampu menjadi prajurit yang profesional. Prajurit seperti ini justru akan cenderung melakukan pelanggaran, saya ulangi cenderung melakukan pelanggaran di satuan nantinya, akibat dari itu akan jelas jauh dari harapan kita.
Hadir pada acara sidang tersebut, Tim Peninjau Pusat, Irdam, Asintel, Aspers, Kakesdam, Kaajendam dan Kajasdam IV/Diponegoro.(Hum/Red)