Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Rabu, 17 Juli 2019, 4:51:00 PM WIB
Last Updated 2019-07-17T09:54:46Z

Prajurit TNI Harus Profesional dan Adaptif

Advertisement
Menghadapi tantangan kedepan yang semakin kompleks, maka  TNI sebagai alat pertahanan negara membutuhkan prajurit-prajurit yang profesional. Profesionalisme hanya akan bisa dicapai bila setiap prajurit terdidik dan terlatih dengan baik. Selain itu, kompleksitas juga menuntut TNI memiliki personel dan satuan yang adaptif.

Harapan tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., melaui amanatnya yang dibacakan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, S.E., M.M., pada Upacara Bendera 17-an di lapangan Makodam IV/Diponegoro ini, Rabu  (17/7/2019).

Lebih lanjut Panglima TNI menjelaskan, kita tidak boleh terlena dengan berbagai kemajuan teknologi tetapi harus dapat mengeksploitasinya demi kemajuan TNI. Untuk itu setiap komandan Satuan bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan anggotanya.

“Komandan Satuan adalah tumpuan setiap anggota dalam berbagai hal dan tidak lagi bersikap tertutup dari segala perubahan dan kemajuan yang ada”, tegas  Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Terkait dengan upaya mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, Panglima TNI berpesan agar para prajurit mewaspadai adanya upaya memecah belah, radikalisasi, maupun dampak negatif lainnya dari perkembangan lingkungan yang ada. Nilai-nilai luhur yang menjadi sendi-sendi pengabdian setiap prajurit TNI tidak boleh berubah.

“Ingat, Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI harus mengalir dalam setiap hembusan nafas prajurit dimanapun berada dan bertugas”, tegasnya.

Panglima TNI berpesan kepada seluruh prajurit dan PNS untuk senantiasa memelihara dan meningkatkan terus kemanunggalan dengan rakyat, karena kemanunggalan TNI dengan rakyat adalah urat nadi Sistem Pertahanan Semesta. Sadari bahwa TNI berasal dari rakyat, berjuang bersama-sama rakyat, demi kepentingan rakyat.

Diakhir amanatnya, Panglima TNI mengajak segenap prajurit dan PNS TNI, untuk berdoa bagi keselamatan rekan-rekan prajurit yang hingga saat ini belum diketemukan pesawat Helikopter MI-17 yang hilang kontak di Pegunungan Bintang, Papua.

Senada dengan Panglima TNI, Pangdam IV/Diponegoro mengungkapkan bahwa prajurit Kodam IV/Diponegoro harus terus meningkatkan profesionalimenya dalam menjalankan setiap tugas. Pangdam juga mengapresiasi sekaligus mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih dengan memberikan piagam penghargaan.

Dirinya berharap, apa yang telah diraih Kapendam IV/Diponegoro sebagai juara I lomba Karya Jurnalis tingkat TNI AD dan Dandim 0721/Blora juara I Dansatgas pada TMMD ke 104 bisa memacu semangat yang lainya untuk bisa menampilkan yang terbaik.

Pada kesempatan tersebut Pangdam juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan lingkungan. Saat ini sudah memasuki musim kemarau, dimana perubahan cuaca dari musim penghujan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan. Jaga kebersihan lingkungan, mulai dari ruang kerja, kantor dan seterusnya karena bakteri/penyakit saat ini sudah lebih bervariatif.
“Dulu kita hanya mengenal penyakit batuk, pilek atau flu, tetapi sekarang sudah ada flu burung, flu singapur dan lain sebagainya. Biasakan hidup bersih dan merasa risih bila melihat lingkungan sekitar kotor dan jorok”, ungkapnya.

Dirinya juga berpesan agar para prajurit dan PNS yang merasa sakit untuk segera konsultasi ke dokter atau berobat ke rumah sakit. Jangan makan makanan sembarangan atau mengkonsumsi jamu/obat yang tidak dianjurkan dokter.

“Penyakit itu datang dimulai dari ketidakjujuran, sudah dilarang makan makanan yang mengandung lemak, tapi tetap memakannya. Disuruh dokter mengkonsumsi obat/jamu sesuai dosis/aturan tetapi dilanggarnya. Disinilah pentingnya sebuah kejujuran”, tegas Pangdam.

Jenderal bintang dua itu juga mengingatkan bahwa tuntuntan reformasi birokrasi adalah organisasi yang efektif dan efisien. Konsekwensinya semua personel yang berada didalamnya harus profesional dibidangnya, bila tidak maka dia akan ditingal.

“Kalau tidak ingin ditingal, ya harus belajar dan terus berlatih. Jangan sampai prajurit/PNS hanya memiliki keahlian menyiapkan kopi, tetapi juga harus bisa komputer. Hari ini prajurit dan PNS harus bisa komputer”, pungkasnya.(Hum/Guntur)