Advertisement
Matalensanews.com-Semarang. Kesejahteraan masyarakat pedesaan yang mayoritas hidup sebagai petani, sangat dipengaruhi oleh hasil panen sebagai sumber pendapatan. Namun demikian besar kecilnya pendapatan tidak hanya dipengaruhi hasil panen saja, tetapi juga dipengaruhi oleh sarana dan prasarana pendukung lainnya, seperti jalan, jembatan dan irigasi.
Demikian penjelasan Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Arh Zaenudin, S.H., M.Hum. di Kantor Pendam IV/Diponegoro terkait pembangunan sarana fisik berupa pembangunan jalan, jembatan dan sarana irigasi di lokasi TMMD Reguler ke 105 tahun 2019, Selasa (16/7/19).
Lebih lanjut dijelaskan, jalan, jembatan dan irigasi merupakan sarana vital masyarakat pedesaan yang mayoritas petani. Sarana tersebut mutlak ada untuk mendukung usaha pertanian mulai dari pengolahan tanah hingga pasca panen.
Menurut Kapendam, saluran irigasi merupakan sarana sebagai penyedia air yang termasuk dalam kebutuhan pokok pertanian selain bibit, pupuk dan obat-obatan. Tanaman yang kekurangan air maka pertumbuhannya menjadi kerdil, walaupun bibitnya bagus dan pupuk serta obat-obatannya lengkap sehingga hasil panennyapun akan jauh dari harapan. Selain itu, lahan kering yang hanya mengandakan air hujan (tadah hujan) tidak bisa diolah sepanjang tahun, yang berarti hasil panennya juga tidak bisa maksimal. Bila hal ini terjadi, sudah barang tentu hasil panen para petani tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan petani menjadi tidak sejahtera.
“Dengan lahan kering atau tadah hujan, para petani tidak bisa leluasa menggarap lahannya, sehingga mereka mengalami masa dimana kehilangan mata pencaharian (masa paceklik)”, imbuhnya.
Demikian juga dengan tidak adanya akses jalan yang memadahi. Meskipun hasil panen mereka melimpah tetapi kesulitan untuk menjual hasil panen yang menjadi sumber pendapatan. Untuk memperoleh pendapatan, biasanya mereka akan menjual hasil panennya kepada tengkulak atau bahkan pengijon yang harganya jauh dibawah standart.
“Bila hasil pertanian melimpah tetapi tidak bisa segera menjual hasil panennya dan harus menjual kepada tengkulak/pengijon dengan harga yang murah, bagaimana mereka akan sejahtera”, ungkap Kapendam.
Pamen dengan melati tiga dipundaknya itu berharap, melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler 105, permasalahan kekurangan sarana vital pertanian dapat terpenuhi sehingga hasil pertanian meningkat, pendapatan bertambah dan kehidupan menjadi lebih sejahtera.
Senada dengan Kapendam, Dandim 0723/Klaten Letkol Inf Eko Setyawan S.E yang didampingi Kasdim Mayor Inf Sabto Budi saat mengecek langsung kegiatan TMMD di lokasi pembuatan jembatan dan pengecoran jalan di Desa Jimbung, Kec. Kalikotes, Kab. Klaten, Senin (15/7). Dengan dibangunnya jembatan penghubung Desa Jimbung Kec. Kalikotes dengan Desa Krakitan Kec. Bayat akan berdampak secara ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Di tempat terpisah, Kepala Desa Jatimulya Kec. Siradadi, Kab. Tegal Ahmad Zaeni (49) juga sangat mendukung TMMD Reguler ke-105 khususnya pembangunan jalan di desanya. Bahkan dirinya juga rajin memantau pembangunan dengan mengirim makananan sebagai penyemangat anggota TNI dan masyarakat yang bergotong-royong membangun desanya.
“Ini adalah akses vital transportasi masyarakat yang nantinya untuk mendongkrak perekonomian yang pangkalnya kesejahteraan masyarakat,“ ungkapnya.
Ungkapan yang sama juga terlontar dari salah satu tokoh masyarakat Desa Kalikondang, Kec. Demak, Kab. Demak, Siswanto (47). Menurutnya, jalan penghubung Dukuh Krajan ke Dukuh Prigi di desanya sangat vital untuk aktifitas warga sehari-hari menuju ke ladang atau bekerja di wilayah Kec. Bonang.
''Terimakasih Pak Tentara yang telah membangun jalan ini, nantinya aktifitas warga Kalikondang akan menjadi lancar”, ujar Siswanto dengan gembira.
Apa yang dirasakan tentu tidak jauh berbeda dengan masyarakat di Desa Banaran, Kec. Playen, Kab. Gunung Kidul, dan masyarakat desa lainnya diseluruh wilayah Indonesia yang saat ini mendapat program TMMD Reguler ke-105 tahun 2019.(Hum/Red)
Demikian penjelasan Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Arh Zaenudin, S.H., M.Hum. di Kantor Pendam IV/Diponegoro terkait pembangunan sarana fisik berupa pembangunan jalan, jembatan dan sarana irigasi di lokasi TMMD Reguler ke 105 tahun 2019, Selasa (16/7/19).
Lebih lanjut dijelaskan, jalan, jembatan dan irigasi merupakan sarana vital masyarakat pedesaan yang mayoritas petani. Sarana tersebut mutlak ada untuk mendukung usaha pertanian mulai dari pengolahan tanah hingga pasca panen.
Menurut Kapendam, saluran irigasi merupakan sarana sebagai penyedia air yang termasuk dalam kebutuhan pokok pertanian selain bibit, pupuk dan obat-obatan. Tanaman yang kekurangan air maka pertumbuhannya menjadi kerdil, walaupun bibitnya bagus dan pupuk serta obat-obatannya lengkap sehingga hasil panennyapun akan jauh dari harapan. Selain itu, lahan kering yang hanya mengandakan air hujan (tadah hujan) tidak bisa diolah sepanjang tahun, yang berarti hasil panennya juga tidak bisa maksimal. Bila hal ini terjadi, sudah barang tentu hasil panen para petani tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan petani menjadi tidak sejahtera.
“Dengan lahan kering atau tadah hujan, para petani tidak bisa leluasa menggarap lahannya, sehingga mereka mengalami masa dimana kehilangan mata pencaharian (masa paceklik)”, imbuhnya.
Demikian juga dengan tidak adanya akses jalan yang memadahi. Meskipun hasil panen mereka melimpah tetapi kesulitan untuk menjual hasil panen yang menjadi sumber pendapatan. Untuk memperoleh pendapatan, biasanya mereka akan menjual hasil panennya kepada tengkulak atau bahkan pengijon yang harganya jauh dibawah standart.
“Bila hasil pertanian melimpah tetapi tidak bisa segera menjual hasil panennya dan harus menjual kepada tengkulak/pengijon dengan harga yang murah, bagaimana mereka akan sejahtera”, ungkap Kapendam.
Pamen dengan melati tiga dipundaknya itu berharap, melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler 105, permasalahan kekurangan sarana vital pertanian dapat terpenuhi sehingga hasil pertanian meningkat, pendapatan bertambah dan kehidupan menjadi lebih sejahtera.
Senada dengan Kapendam, Dandim 0723/Klaten Letkol Inf Eko Setyawan S.E yang didampingi Kasdim Mayor Inf Sabto Budi saat mengecek langsung kegiatan TMMD di lokasi pembuatan jembatan dan pengecoran jalan di Desa Jimbung, Kec. Kalikotes, Kab. Klaten, Senin (15/7). Dengan dibangunnya jembatan penghubung Desa Jimbung Kec. Kalikotes dengan Desa Krakitan Kec. Bayat akan berdampak secara ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Di tempat terpisah, Kepala Desa Jatimulya Kec. Siradadi, Kab. Tegal Ahmad Zaeni (49) juga sangat mendukung TMMD Reguler ke-105 khususnya pembangunan jalan di desanya. Bahkan dirinya juga rajin memantau pembangunan dengan mengirim makananan sebagai penyemangat anggota TNI dan masyarakat yang bergotong-royong membangun desanya.
“Ini adalah akses vital transportasi masyarakat yang nantinya untuk mendongkrak perekonomian yang pangkalnya kesejahteraan masyarakat,“ ungkapnya.
Ungkapan yang sama juga terlontar dari salah satu tokoh masyarakat Desa Kalikondang, Kec. Demak, Kab. Demak, Siswanto (47). Menurutnya, jalan penghubung Dukuh Krajan ke Dukuh Prigi di desanya sangat vital untuk aktifitas warga sehari-hari menuju ke ladang atau bekerja di wilayah Kec. Bonang.
''Terimakasih Pak Tentara yang telah membangun jalan ini, nantinya aktifitas warga Kalikondang akan menjadi lancar”, ujar Siswanto dengan gembira.
Apa yang dirasakan tentu tidak jauh berbeda dengan masyarakat di Desa Banaran, Kec. Playen, Kab. Gunung Kidul, dan masyarakat desa lainnya diseluruh wilayah Indonesia yang saat ini mendapat program TMMD Reguler ke-105 tahun 2019.(Hum/Red)