Advertisement
MATALENSANEWS.com-Puncak perayaan HUT ke-74 TNI dan HUT ke-69 Kodam IV/ Diponegoro berlangsung di Lapangan Pangsar Jenderal Soedirman Ambarawa, Kabupaten Semarang, Sabtu (5/10/2010) berlangsung meriah.
Selain dihadiri Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, para pejabat jajaran TNI Jateng dan DIY, serta pejabat pemerintahan juga disaksikan ribuan masyarakat Ungaran, Salatiga dan Ambarawa (USA).
Acara yang diawali dengan demonstrasi aeromodeling dari TNI AU dilanjutkan upacara parade dan defile pasukan. Bertindak sebagai inspektur upacara Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, S.E., M.M.
Panglima TNI Jenderal TNI Marsekal TNI Hadi Tjahyanto dalam amanat tertulis menyampaikan, sebagai alat negara, tugas TNI tidak terlepas dari perubahan lingkungan strategis yang berkembang dinamis dan semakin kompleks.
"Perkembangan dunia telah menciptakan dimensi dan metode peperangan baru", ungkapnya.
Menurut Panglima TNI, dengan kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, juga membawa dampak disruptif di berbagai bidang.
"Hal inilah yang telah menjadikan konsep peperangan menjadi tidak lagi terbatas dalam suatu batas teritorial dan masuk ke
berbagai dimensi", unjar Panglima TNI.
Dicontohkan, perang siber yang disertai perang informasi, walaupun tidak menghancurkan, namun sangat merusak bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Perlu diketahui, konsep-konsep inipun mengaburkan filosofi perang konvensional dengan menggeser dimensi waktu, karena perang-perang tersebut terjadi di masa damai. Ditambah lagi potensi bencana alam yang dapat terjadi setiap saat. Ancaman militer dan nir militer beruba dan TNI harus siap menghadapinya.
Panglima TNI memerintahkan kepada para prajurit untuk menghadapi kompleksitas ancaman tersebut, diperlukan Postur TNI ideal yang dibangun sesuai kebijakan pertahanan negara dan disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Pembangunan Postur TNI meliputi pembangunan kekuatan, pembinaan kemampuan dan gelar kekuatan TNI.
Di akhir penyampaian Marsekal TNI Hadi Tjahyanto mengajak kepada prajurit untu meningkatkan soliditas TNI, dan memegang teguh nilai-nilai keprajuritan serta kemanunggalan TNI dengan rakyat. Hal ini dimaksudkan agar kita selalu menjadi pemersatu dan perekat bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Disisi lain diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan profesionalitas serta kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi berbagai macam tantangan tugas yang kian kompleks.
Usai upacara, para tamu undangan dan masyarakat dibuat takjub oleh atraksi flypass dan demonstrasi PBB yang dikolaborasikan dengan tari perjuangan.
Usai menyaksikan demonstrasi dan defile pasukan, dilanjutkan dengan acara syukuran yang ditandai dengan pemotongan tumpeng dan panggung hiburan.(Hum/Anden)
Selain dihadiri Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, para pejabat jajaran TNI Jateng dan DIY, serta pejabat pemerintahan juga disaksikan ribuan masyarakat Ungaran, Salatiga dan Ambarawa (USA).
Acara yang diawali dengan demonstrasi aeromodeling dari TNI AU dilanjutkan upacara parade dan defile pasukan. Bertindak sebagai inspektur upacara Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, S.E., M.M.
Panglima TNI Jenderal TNI Marsekal TNI Hadi Tjahyanto dalam amanat tertulis menyampaikan, sebagai alat negara, tugas TNI tidak terlepas dari perubahan lingkungan strategis yang berkembang dinamis dan semakin kompleks.
"Perkembangan dunia telah menciptakan dimensi dan metode peperangan baru", ungkapnya.
Menurut Panglima TNI, dengan kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, juga membawa dampak disruptif di berbagai bidang.
"Hal inilah yang telah menjadikan konsep peperangan menjadi tidak lagi terbatas dalam suatu batas teritorial dan masuk ke
berbagai dimensi", unjar Panglima TNI.
Dicontohkan, perang siber yang disertai perang informasi, walaupun tidak menghancurkan, namun sangat merusak bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Perlu diketahui, konsep-konsep inipun mengaburkan filosofi perang konvensional dengan menggeser dimensi waktu, karena perang-perang tersebut terjadi di masa damai. Ditambah lagi potensi bencana alam yang dapat terjadi setiap saat. Ancaman militer dan nir militer beruba dan TNI harus siap menghadapinya.
Panglima TNI memerintahkan kepada para prajurit untuk menghadapi kompleksitas ancaman tersebut, diperlukan Postur TNI ideal yang dibangun sesuai kebijakan pertahanan negara dan disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Pembangunan Postur TNI meliputi pembangunan kekuatan, pembinaan kemampuan dan gelar kekuatan TNI.
Di akhir penyampaian Marsekal TNI Hadi Tjahyanto mengajak kepada prajurit untu meningkatkan soliditas TNI, dan memegang teguh nilai-nilai keprajuritan serta kemanunggalan TNI dengan rakyat. Hal ini dimaksudkan agar kita selalu menjadi pemersatu dan perekat bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Disisi lain diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan profesionalitas serta kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi berbagai macam tantangan tugas yang kian kompleks.
Usai upacara, para tamu undangan dan masyarakat dibuat takjub oleh atraksi flypass dan demonstrasi PBB yang dikolaborasikan dengan tari perjuangan.
Usai menyaksikan demonstrasi dan defile pasukan, dilanjutkan dengan acara syukuran yang ditandai dengan pemotongan tumpeng dan panggung hiburan.(Hum/Anden)