Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Senin, 11 November 2019, 11:01:00 PM WIB
Last Updated 2019-11-11T16:16:49Z
Berita budaya

Warga Lereng Merbabu, Melestarikan Tradisi Nyadran di Bulan Maulud

Advertisement
MATALENSANEWS.com-Boyolali, Awal bulan Maulud dalam penanggalan Jawa, warga Dusun Salamrejo, Desa Slampetan, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jateng menggelar tradisi Sadranan.Sebuah tradisi kenduri di lokasi pemakaman umum untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia,senin (11/11/2019)

Tradisi Sadranan atau Nyadran yang digelar masyarakat sekitar lereng gunung merbabu ini sangatlah unik.Setelah kenduri di lokasi makam setempat, kemudian diikuti silaturahmi. Para saudara, kerabat, teman hingga relasi, berdatangan untuk silaturahmi. Bahkan tak jarang setiap orang yang lewat baik yang kenal maupun yang belum kenal dipersilahkan untuk mampir di setiap rumah.


Sementara itu menurut Muhlasin selaku sesepuh warga mengatakan,tradisi sadranan di bulan Mulud (penanggalan Jawa) itu sudah berlangsung turun temurun sejak nenek moyang.Hingga saat ini, tradisi ini masih terus dilestarikan.

Tujuannya antara lain
untuk memperingati Maulud Nabi Muhamad SAW, serta mendoakan para leluhur serta sanak keluarganya yang telah meninggal dunia, agar diampuni dosa-dosanya dan mendapat tempat yang layak disisi Tuhan. Selain itu juga sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas rejeki yang telah dilimpahkan.

Edy,salah satu pengunjung yang sempat singgah di wilayah Dusun Salamrejo, merasa takjub dan bangga akan keramah tamahan, serta keiklasan warga sekitar.Suasana seperti ini jarang nampak di kota-kota besar.Edy juga berharap agar tradisi nyadran ini bisa dipelihara atau di uri-uri.

Di Dusun Salamrejo,Desa Slampetan, Kecamatan Ampel,Kabupaten Boyolali ini, tradisi sadranan berlangsung dua kali dalam setiap tahun.Selain di bulan Mulud, juga dilaksanakan di bulan Ruwah.(Guntur)