Advertisement
Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P. (Foto : Puspen TNI) |
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P., pada saat rapat kerja dengan Komisi 1 DPR RI, bertempat di Ruang rapat Komisi 1 DPR RI, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2020).
Panglima TNI menyampaikan bahwa yang menjadi dasar dalam pengiriman pasukan Satgas Garuda ke Australia yaitu, pertama Lombok Treaty 2006 yang ditanda-tangani oleh Menlu RI dan Menlu Australia pada tanggal 13 November 2006. Dalam perjanjian tersebut terdapat 21 kerja sama keamanan yang terangkum dalam satu bidang termasuk diantaranya adalah kerja sama tanggap darurat.
Kedua adalah hasil High Level Komite Ausindo ke-7 yang ditanda-tangani oleh Panglima TNI dan Chief Of Defense Force Australia pada tanggal 1 Agustus 2019 di Yogyakarta, yang salah satu poin pentingnya adalah penekanan Humanitarian Assistance/Disaster Relieve (HADR) sebagai salah satu prioritas operasi dan latihan bagi kedua angkatan bersenjata.
Pada tanggal 14 Januari 2020 lalu Atase Pertahanan (Athan) Indonesia di Canberra mengirimkan surat kepada Panglima TNI melaporkan hasil rapat dengan Asops Angkatan Bersenjata Australia yang membahas kebutuhan prioritas ADF dalam membantu pemadaman kebakaran hutan di Australia. Pada hari itu juga Panglima TNI menyatakan keprihatinan seluruh prajurit TNI atas bencana Karhutla yang menimpa Australia dan menyatakan kesediaan TNI untuk ikut serta dalam penanggulangan bencana Karhutla Australia.
TNI dan Australian Defence Force (ADF) telah lama saling membantu dan bekerjasama dalam hal penanganan bencana alam. Pada tahun 1974 TNI pernah memberikan bantuan kepada Australia ketika dilanda bencana alam angin topan (Cyclone Tracy). Demikian juga Australia dan ADF sering membantu Indonesia ketika dilanda berbagai bencana alam.
Personel Satgas Garuda RI yang akan diberangkatkan sebanyak satu Satuan Setingkat Peleton (SST) yang terdiri dari Batalyon Zeni Konstruksi AD, Batalyon Marinir, dan Dinas Konstruksi TNI AU dengan menggunakan pesawat TNI AU bertolak dari Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma menuju Australia.(Puspen TNI/Red)