Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Minggu, 14 Juni 2020, 6:00:00 PM WIB
Last Updated 2020-06-14T11:05:47Z
BERITA KOTANEWS

Dari Rumah Ibadah Membangun Ketahanan Pangan keluarga

Advertisement
Pelatihan Pemanfaatan Lahan Sempit bertempat di Aula Rafael Gereja Santo Paulus Miki Salatiga
Salatiga,MATALENSANEWS.com-Tim Pelayanan Pelestarian Keutuhan Ciptaaan - Diakonia Gereja katholik Paulilus Miki  mengadakan Pelatihan Pemanfaatan Lahan Sempit bertempat di Aula Rafael Gereja Santo Paulus Miki Salatiga.
Kegiatan ini diikuti sekitar 30 orang dari berbagai wilayah dengan tetap memperhatikan aturan pemerintah (Protokol Kesehatan)

Dalam sambutan pembukaannya Romo Petrus Bimo Handoko MSF mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk kehadiran gereja di tengah masyarakat yang sedang menghadapi pandemi covid-19. "Kami berharap semua umat bisa menanam sayur di pekarangan rumahnya, sehingga dalam beberapa waktu umat bisa mengkonsumsinya sehingga bisa tetap bertahan di tengah pandemi ini," begitu harapan Romo Petrus Bimo Handoko MSF

Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan untuk umat dan Masyarakat ini di inisiasi Tim Pelayanan Pelestarian Keutuhan Ciptaan dalam rangka merespon Covid - 19. " Minggu (14/6/20).

Hal tersebut sangat diapresiasi oleh peserta yang mengikuti pelatihan.Karena kedepan bisa tetap bertahan dengan mengkonsumsi sayuran yang mereka tanam di pekarangan rumahnya,"Kata Andi sebagai sebagai peserta dan kebetulan sebagai Timpel PKC Gereja Paulus Miki.

Tim PKC menyediakan stok hampir 10.000 bibit yang akan dibagikan kepada umat dan komunitas masyarakat
Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, Timpel PKC juga akan membagikan bibit sayur kepada para peserta. Masing masing peserta pelatihan akan mendapatkan 40 bibit sayuran untuk ditanam di pekarangan rumahnya. Tim PKC menyediakan stok hampir 10.000 bibit yang akan dibagikan kepada umat dan komunitas masyarakat.
Dan juga melakukan monitoring bimbingan hingga pasca panen

Untuk selanjutnya, panitia tim akan buka pelatihan kembali untuk tahap-tahap berkutnya baik untuk dengan tak terbatas pada umat, tetapi juga masyarakat luas.

Petrus Kris Wigati sebagai salah satu pelatih mengatakan bahwa menanam sayur organik  di pekarangan itu tidak sulit dan tidak memerlukan biaya yang mahal. "Banyak hal yang bisa kita lakukan sendiri mulai dari pembuatan pupuk, cara pembibitan dan merawat tanaman, semua bisa kita lakukan dengan menggunakan alat dan bahan yang ada disekitar kita, sehingga kita akan bisa mendapatkan sayuran yang berkwalitan dengan biaya murah begitu ungkapnya menutup sesi diskusi.(Gunawan Agus)