Advertisement
UMKM justru menjadi sektor yang paling rentan terhadap krisis ekonomi karena Covid-19 |
Saat Indonesia mengalami krisis moneter 1998, UMKM menjadi penyangga ekonomi nasional. Menyerap tenaga kerja, dan menggerakan perekonomian. Sementara 2008 di masa krisis keuangan global, UMKM tetap kuat menopang perekonomian.
Nyamus, 35tahun, mengaku hanya berpangku tangan, cuman melihat lalu lalang kendaraan yang melintas di Pasar Pagi, Jalan Sudirman, Salatiga. Tahu,tempe yang ia buat dari rumah, masih penuh di wadahnya kembali kerumah.
Biasanya, orang-orang yang hilir mudik membeli/belanja tempe. Tapi sejak penerapan 'belajar, bekerja dan beribadah dari rumah', dagangannya sepi. Bahkan dia mengaku pendapatannya turun 50% lebih.
"Biasa bisa pegang Rp300 ribu. Ini Rp100 ribu aja susah. Anyep , nyep , nyep . Sepi banget," katanya berkeluh kesah.
"Ini sudah dikurang-kurangi dagangannya, sambungnya biasa bawa 50, cuma bawa 30 keranjang, Dikurangi banyak, tetap aja nggak habis," tambahnya.
Nyamus adalah salah satu pedagang, UMKM di salatiga yg berkeluh kesah. Masih banyak pelaku-pelaku usaha UMKM yg lebih parah dan khawatir tak bisa melanjutkan usaha hingga tak dapat melanjutkan biaya sekolah anak, lantaran makin hari makin sepi dan bermunculan pedagang online yg sdh menjadi konsekwensi kahanan.
Ia bingung berapa lama lagi bisa bertahan untuk dagang jika kondisi penjualannya terus menurun,lanjutnya ketika menerima kunjungan ketua garda pemuda jateng, Dandan Febri SE MM.
Dandan Febri dalam kunjungan bermaksud membangun/mengaktualisasi akan program UMKM bersinergi yang digagasnya, membangkitkan kembali ekonomi UMKM dengan Membeli hasil UMKM yg untuk selanjutnya dibagikan dalam kegiatan bansos yg akan dilakukan Garda Pemuda Jateng adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memberikan rasa kepercayaan diri pada pelaku UMKM kembali bangkit dan semangat membangun ekonomi dimasa pandemi
Seperti kita ketahui jumlah UMKM di Jawa Tengah 4.174.210 unit. Dari jumlah itu, untuk usaha besar 3.358 unit, usaha menengah 39.125 unit, usaha kecil 354.884 unit, dan usaha mikro 3.776.843 unit.
Dari jumlah itu menurut kementrian koperasi 98% terdampak covid 19
Lebih lanjut , Dandan febri mengatakan Sangat berbeda krisis Covid-19 dengan krisis 1998. Krisis 1998 saat itu, krisis keuangan, kan mereka yang tidak terafiliasi dengan sektor keuangan, nggak masalah. Kan Banyak UMKM kita yang memang tidak pernah mendapatkan akses pembiayaan dari sektor finansial, ya aman-aman saja.
Efek krisis ekonomi dan keuangan sebelumnya lebih terlokalisir di sektor-sektor tertentu. Kali ini, UMKM justru menjadi sektor yang paling rentan terhadap krisis ekonomi karena Covid-19
Katanya lebih detail menerangkan apa yang dimaksud program bersinergi yang diinisiasinya bersama garda pemuda, untuk memulihkan ekonomi UMKM pasca-Covid 19.
"Di salatiga ini misalnya program sinergi diwujudkan dalam bentuk pembelian produk UMKM untuk kembali nanti dibagikan kepada masyarakat yang terdampak".Ini sangat bisa saling membantu suatu wilayah dalam recovery.
Kita memang harus memulai dari diri kita , keluarga kita, tetangga kita, sedesa kita dan seterusnya untuk bergotong royong.
Selain itu pihaknya juga akan mengagas dan menerapkan Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini serta pelatihan vocational UMKM. Yang akan juga menekankan, pada restrukturisasi usaha bagi pelaku koperasi dan UMKM sebagai hal yang penting untuk dilakukan dalam upaya menjaga stabilitas kinerja koperasi dan UMKM.
Ia menjelaskan, restrukturisasi usaha tidak hanya dilakukan oleh koperasi dan UMKM yang mengalami penurunan usaha atau usaha yang terkena musibah pandemi. restrukturisasi harus dilakukan terus-menerus agar kinerja koperasi dan UMKM lebih baik sehingga dapat meraih peluang dalam setiap persaingan, yang semakin besar di era sosial media saat ini ujarnya.
Dengan adanya program-program yg pro UMKM dan langsung diterapkan seperti ini diharapkan koperasi dan UMKM di suatu wilayah itu dapat meningkatkan performa kinerja usahanya dengan memaksimalkan sumber daya yang ada,ujarnya dipenghujung pamitan.(Gunawan Agus)