Advertisement
Balai Panjang |
zaman sekarang mungkin tidak mengira jika di Dukuh Kauman, Desa Jatirejo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Sunan Kalijaga pernah singgah dan membangun masjid. Bagi masyararakat asli dukuh itu, cerita ini sangat dipercaya. Sebab di lokasi tersebut terdapat sebuah masjid, konon peninggalan Sunan Kalijaga.
Masjid Baiturrahim tampak dari depan |
Lokasi Balai Panjang lerletak tak jauh dari lokasi masjid.Pembangunan masjid dipercaya dibangun pada hari Kamis. Lalu, pada keesokan harinya, Jumat Legi, diadakanlah syukuran di Balai Panjang. Syukuran inilah yang kemudian diperingati oleh warga pada setiap Jumat Legi untuk mohon berkat hingga sekarang.
''Dulu setiap Jumat Legi di lokasi Balai Panjang banyak yang berjualan makanan, jenang, kembang, maupun mereka yang menyebar uang. Bahkan di tempat itu juga digelar beebagai kesenian tradisional, seperti seni reog.''
Menurut warga setempat Indah dan Arfik, "pembangunan masjid semula dilakukan secara sembunyi-sembunyi di daerah Jaten. Namun,sebelum fajar tiba ada orang yang datang ke lokasi menyebar benih jagung, maka lokasi masjid pun di pindah ke tempat sekarang,'' terangnya.
Saat orang yang menyebar benih jagung ditegur oleh Sunan Kalijaga,karena gugup orang itu mengatakan bahwa yang dia sebar adalah benih jati. Ajaibnya, benih jagung yang disebar justru tumbuh menjadi tanaman jati.Akirnya tempat tersebut dinamakan Jaten dan desa sekitar dinamakan Jatirejo.
Masjid Baiturohim tampak dari belakang |
Adapun peninggalan Sunan Kalijaga yang masih terdapat di Masjid Baiturohim berupa Tong besar yang terletak di belakang masjid yang dulunya digunakan untuk tempat wudhu.Adapun peninggalan lain di masjid ini berupa tongkat dan jam bencet di bagian samping Masjid.
"Untuk tongkat ini terbuat dari galeh (bagian inti) kayu jati. Dulunya tongkat ini pernah hilang, tapi kembali lagi," kata Salah seorang penjaga Masjid.
Dalam perkembangannya, masjid tersebut sudah mengalami beberapa kali perbaikan. Adapun yang masih asli dari peninggalan Sunan Kalijaga adalah tongkat kotbah dan salah satu tiang yang kini disimpan di atap.. Bagian depan masjid ini tampak seperti masjid modern,tetapi Kesan kuno baru bisa terlihat dari sisi samping kiri, terutama rangka bangunan bagian atas.
Dulunya dinding masjid berupa kayu, sedangkan atapnya sirap. Kemudian di bagian depan, ada dua menara yang hingga sekarang masih ada. Namun kemudian masjid ini direnovasi.
Setiap 1 Muharam diadakan pengajian akbar dan pawai taaruf di Bale Panjang biar keberadaan Bale Panjang tidak disalahgunakan dan sekaligus nguri-uri bangunan tersebut sebagai peninggalan Sunan Kalijaga."Berdasarkan cerita ,dulu saat membangun Masjid Agung Demak,satu soko (tiang) kurang dan kemudian Sunan Kalijaga mengambil tatal dari sini menjadi tiang," Kamis Wage Malam Jumat Kliwon (2/7/20).
Editor : Guntur