Advertisement
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI secara virtual kepada kader Yayasan Pelangi Nusantara Abadi, dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta |
"Melalui Pancasila, Indonesia menjadi ujung tombak dalam menstabilkan dunia yang tengah diguncang residu akibat Perang Dunia ke-II yang mengakibatkan terbelahnya dunia antara Blok Uni Soviet dan Blok Amerika Serikat. Konsepsi Pancasila yang ditawarkan Indonesia disambut baik berbagai negara di Asia dan Afrika, hingga akhirnya berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada 18 - 24 April 1955 di Bandung. Sebagai upaya mempromosikan kerjasama ekonomi dan budaya antar negara Asia dan Afrika, melawan kolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, dan negara imperialis lainnya," ujar Bamsoet saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI secara virtual kepada kader Yayasan Pelangi Nusantara Abadi, dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis (2/7/20).
Turut hadir Ketua Yayasan Pelangi Nusantara Abadi Eric Yansen Sihotang, Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Idham Kholik, Anggota DPRD Kota Bekasi Yogi Kurniawan, Founder Bekasi Bersedekah Jimmy Reinold, Ketua HMI Cabang Bekasi Mustofa Kamal, dan aktivis GMNI Patra. Serta ratusan peserta lainnya yang mengikuti Sosialisasi Empat Pilar MPR RI secara virtual.
Mantan Ketua DPR RI ini tak menginginkan konsepsi Pancasila yang sudah menggelegar di awal kemerdekaan Indonesia, justru menjadi mundur ke belakang akibat abainya generasi muda memahami dan mengimplementasikan nilai luhur Pancasila. Sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno, Pancasila sebagai ideologi, falsafah, dan pemersatu bangsa telah memberikan inspirasi dan landasan moral bagi bangsa Indonesia membuktikan diri sebagai bangsa yang berketuhanan, berperikemanusiaan, memegang teguh persatuan, mengutamakan musyawarah, dan adil dalam mewujudkan kesejahteraan.
"Kini di masa pandemi Covid-19, saya telah menyaksikan sendiri bagaimana laku Pancasila benar-benar hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap insan umat beragama, misalnya, semakin khusuk dan taat berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, di mana setiap rumah juga menjadi rumah ibadah, sebagai dampak penutupan sementara rumah-rumah ibadah yang masih berlangsung di beberapa daerah," tutur Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, setiap insan manusia Indonesia saat ini benar-benar belajar bagaimana menajamkan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab ketika melihat saudara-saudara sebangsanya mengalami kondisi yang berat. Rakyat bahu-membahu bergotong royong membantu apa yang mereka bisa dan memberi apa yang mereka punya. Kondisi ini juga lah yang semakin menguatkan semangat persatuan Indonesia.
"Kondisi ini bertolak belakang dengan para pemangku kebijakan yang lebih banyak mementingkan ego sektoral. Bahkan sampai membuat Presiden Joko Widodo marah besar lantaran tidak ada progres signifikan. Dengan tegas Presiden Joko Widodo sudah meminta para pembantunya agar memiliki perasaan sense of crisis yang sama sehingga bisa bertindak cepat dan tepat dalam mengendalikan penyebaran Covid-19," tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mendorong para penyelenggara negara dari pusat hingga daerah dapat satu barisan dalam bertukar fikiran, berdiskusi, dan bermusyawarah merumuskan berbagai kebijakan untuk membantu masyarakat. Pandemi Covid-19 harus menjadi pembuktian bahwa para elite pemangku kebijakan berada di garis depan mengejawantahkan Pancasila, khususnya dalam melaksanakan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
"Jangan sampai krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 membawa berbagai krisis lainnya seperti krisis ekonomi, sosial, politik, bahkan krisis kepemimpinan. Para elite dan pejabat publik harus hadir dalam kehidupan rakyat. Masa pandemi harus dijadikan momentum yang tepat dalam meneladankan nilai-nilai Pancasila secara kolektif, sehingga menjadi kekuatan besar yang dapat membawa Indonesia bangkit melawan pandemi Covid-19," pungkas Bamsoet. (KS)