Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Minggu, 31 Januari 2021, 10:19:00 AM WIB
Last Updated 2021-01-31T03:20:23Z
BERITA UMUMNEWS

GeNose, Alat Pendeteksi Virus Corona Buatan Universitas Gadjah Mada (UGM)

Advertisement


MATALENSANEWS.com-
GeNose, alat pendeteksi virus corona buatan para ahli Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI sejak akhir Desember 2020 lalu.


Sebagaimana dilansir laman UGM, Sabtu (26/12/2020), Ketua Tim Pengembang GeNose Kuwat Triyana mengatakan izin edar GeNose dari Kemenkes turun pada 24 Desember.


Menurut Kuwat, setelah izin edar diperoleh, tim akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai BIN dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan.


Selain itu, GeNose akan segera diproduksi massal. Targetnya, pada akhir Pebruari 2021 sudah ada 10.000 unit, sehingga bisa melakukan tes pada 1,2 juta orang per hari.


Pada batch pertama disebutkan akan diproduksi 100 unit. Dengan 100 unit batch pertama yang akan dilepas, diharapkan dapat melakukan 120 tes per alat atau totalnya 12 ribu orang sehari. Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mentes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam.


Pengembangan alat

Masih di laman UGM, 26 Oktober 2020 sebagaimana dikutip Kompas.com, alat itu dikembangkan oleh Prof Dr Eng Kuwat Triyana dan timnya.


GeNose mendapatkan izin dari Kemenkes RI untuk menjalani uji diagnostik pada Oktober 2020. Desain uji diagnostik berupa cross sectional dan triple blinded.


Sementara itu, rekrutmen subjeknya adalah multicenter consecutive sampling hingga tercapai jumlah sampel berimbang antara kelompok positif Covid-19 dan negatif Covid-19.


Pada tahap awal penerapan GeNose C19 akan difungsikan sebagai alat screening Covid-19.


Anggota tim peneliti dr Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan, dalam uji diagnostik setiap pasien diambil sampel napas dan sampel swab nasofaring secara bersamaan.


Dalam uji diagnostik itu, setiap orang akan diambil dua kali sampel napasnya sehingga total ada 3.200 sampel yang akan diperiksa.


Uji diagnostik GeNose akan dilakukan di 9 rumah sakit (RS) di sejumlah kota di Indonesia.


Beberapa rumah sakit itu berlokasi di DIY, misalnya RS Umum Pusat Dr Sardjito, RS Akademik UGM, RS Bhayangkara Polda DIY, RS Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC) Bambanglipuro di Kabupaten Bantul, dan RS Pusat Angkatan Udara Hardjolukito.


Uji diagnostik GeNose itu juga sekaligus menjadi uji klinis tahap kedua. Sebelumnya, GeNose telah menjalani uji klinis tahap pertama di RS Bhayangkara Polda DIY dan RSLKC Bambanglipuro.


Dalam uji klinis itu, tim peneliti menggunakan GeNose untuk memeriksa 615 sampel napas dari 83 pasien, yakni 43 pasien positif Covid-19 dan 40 pasien negatif Covid-19.


Cara kerja GeNose

Dikutip Harian Kompas, berbeda dengan alat deteksi Covid-19 lainnya, GeNose menggunakan embusan napas untuk penentuan infeksi Covid-19 atau tidak.


Hasil pemeriksaan alat yang menggunakan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence) itu diklaim bisa selesai dalam waktu sekitar 80 detik.


Kuwat mengatakan, pola embusan napas seorang yang terinfeksi Covid-19 akan berbeda dengan pola embusan napas orang sehat.


Kuwat menyebut, virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh seseorang akan menghasilkan volatile organic compounds atau senyawa organik mudah menguap yang khas. Senyawa organik mudah menguap itu juga terdapat dalam embusan napas seseorang.


Kuwat memaparkan, GeNose dilengkapi beberapa sensor yang bisa membentuk pola tertentu saat mendeteksi senyawa organik mudah menguap dari embusan napas. Pola yang terbentuk itu bisa dibedakan berdasarkan kondisi kesehatan seseorang.


Oleh karena itu, pola yang terbentuk dari embusan napas seorang yang terinfeksi Covid-19 akan berbeda dengan pola embusan napas orang sehat.


Pola yang dihasilkan sensor tersebut dianalisis menggunakan sistem kecerdasan buatan, lalu bisa disimpulkan terinfeksi Covid-19 atau tidak.


Kelebihan GeNose

Biaya tes menggunakan GeNose jauh lebih murah dibandingkan tes lainnya. Kuwat mengatakan harganya sekira Rp 15.000-Rp 25.000.


Sementara itu satu unit GeNose diperkirakan dijual sekira Rp 40 juta.


Alat tersebut mampu melakukan sekira 120 kali pemeriksaan per hari, dengan estimasi per pemeriksaan 3 menit selama 6 jam.


Selain itu tingkat akurasi GeNose mencapai 97 persen menggunakan 600 sampel data valid.


Hasil tes juga lebih cepat didapatkan, hanya dalam waktu sekitar 2 menit GeNose bisa mendeteksi apakah seseorang positif atau negatif Covid-19.


Pengambilan sampel tes berupa embusan napas juga dinilai lebih nyaman, ketimbang menggunakan metode usap atau swab. (CQ)