Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Minggu, 11 Juli 2021, 1:26:00 PM WIB
Last Updated 2021-07-11T06:26:49Z
BERITA PERISTIWANEWS

Ketua LPKN IT Nilai Gubernur Malut & Bupati Taliabu Kehilangan Wajah di Cermin Melihat Jalan Lingkar Ibarat Jalan Menuju Neraka Tak Nampak

Advertisement


MALUT,MATALENSANEWS.com- Lembaga Pemerhati Keuangan Negara ( LPKN) Wilayah Indonesia timur   melalui Ketua La Omy La Tua Yang Akrab di Sapa Bung Tommy Maluku Utara, dengan tegas menyampaikan bahwa hampir satu abad Indonesia merdeka serta lahirnya Kabupaten Pulau Taliabu sebagai daerah otonomi baru dimana daerah tersebut terletak di wilayah kresidenan Provinsi Maluku Utara ( Malut),


Yang mana daerah ini adalah daerah pemekaran yang di mekarkan dari kabupaten kepulauan Sula, provinsi Maluku Utara pada tahun 2013 lalu yang beribukota adalah di Bobong


Namun sayangnya ketika melihat kondisi jalan lingkar Kabupaten Pulau Taliabu hingga hari ini, ibarat jalan menuju neraka yang penuh pece-pece ( Lumpur) dimana mana. Saat dimusim hujan.


Namun hal itu tak membuat pekah kedua pemimpin yang menjabat dua periode yakni Gubernur provinsi Maluku Utara yang di nahkodai oleh KH. Abdul Gani Kasubah.Lc dan Bupati Kabupaten Pulau Taliabu Aliong Mus, menuju janji janji dan janji terus menerusnya. Dalam jangka waktu 3(tiga) tahun jalan lingkar Pulau Taliabu tidak selesai maka masyarakat Kabupaten Pulau Taliabu harus bilang saya apa??. 


Saya menganggap kedua pemimpin dua periode tersebut seperti orang yang kehilangan wajah harus di cermin." Ungkap La Omy La Tua. melalui telpon via pesan aplikasi whattsap minggu,11 Juli 2021, sekira Pukul 12.30, Wita siang tadi. Di shoping mall coffee rubrica kota air Luwuk Kabupaten Banggai Sulteng. Lanjut,


Dimana kedua pemerintah dua periode yakni Gubernur provinsi maluku utara yang di jabat dua periode oleh KH. Abdul gani Kasubah.Lc dan Bupati kabupaten pulau taliabu yang di jabat dua periode Oleh Alion Mus, harusnya dapat memahami kondisi jalan lingkar Kabupaten Pulau Taliabu.


Pada saat kondisi hujan dipenuhi Pece pece ( Lumpur) di mana mana. Sehingga jalan lingkar samuanya pada rusak parah.


Pada akhirnya masyarakat kesulitan melintasi jalan tersebut salah satu contoh yang terjadi pada mobil jenis Pick up Mitsubshi L300 warna itam bernomor polisi B 9824 GAJ, baru-baru ini ketika melakukan perjalanan yang melintas desa Salati Kecamatan Taliabu barat laut tujuan ke desa Karamat Kecamatan Taliabu barat, Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara. pada hari ini Rabu 07 Juli 2021. 


"Sungguh menyedihkan ketika melintasi jalan yang di penuhi lumpur itu sangat menyakitkan seperti yang di keluhkan masyarakat taliabu saat di kota luwuk JM dan AS, padahal jalan tersebut harusnya menjadi perhatian serius dari pemerintah apalagi menjabat sudah dua perode keluh masyarakat." kata La Omy La Tua. 


Sapaa akrab bung Tomy dengan tegas menyampaikan kondisi jalan lingkar  Pulau Taliabu tak hanya di jadikan isu politik pada pesta pora(demokrasi) perebutan jabatan itu.


Namun, harusnya Bupati sadari bahwa akses beraktifitas masyarakat Kabupaten Pulau Yaliabu serta akses pertumbuhan ekonomi sekaligus aiko daerah bukan di jadikan jalan itu seperti jalan kutukan menuju Neraka.


"Di ibaratkan pepatah melayu (gajah di depan mata tak nampak semut di tanjung pemali nampak) artinya akses jalan adalah cermin dan wajah daerah kabupaten pulau taliabu bukan rakyat menghendaki seorang pemimpin ibarat orang yang kehilangan wajah di cerminkan." tegas La Omy La Tua. Tambahnya,


Ketua LPKN IT menegaskan bahwa dengan hal tersebut harus ada keseriusan pemerintah baik pemerintah Provinsi Maluku Utara. Dan pada khususnya pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu harus mewujudkan  pembagunan di daerah adalah wujud lahirnya pertumbuhan ekonomi kepada masyarakat di Taliabu.


Apalagi sarana akses jalan itu menjadi kebutuhan bersama kiranya pemerintah sebagai pemandu rakyat dapat memahani melihat kesulitan yang di alami masyarakatnya. Apalagi itu sebuah kewajiban bukan hanya memperbayak hal keterburukan terjadinya potensi korupsi di daerah Pulau Taliabu ini. serta timbulnya perbuatan kejahatan menguntunkan diri sendiri atau kelompoknya. Dan di jadikan senjata pada setiap pesta pora di musim politik untuk merebut kekuasaannya. Namun tugas wajib tak harus di abaikan." tutup La Omy La Tua


( Jek/ Redaksi)