Advertisement
Boyolali,MATALENSANEWS.com- Mujiyem(49) korban rumah roboh tertimpa pohon di Desa Madu, Mojosongo pada 20 Februari lalu, hanya terbaring lemah di kasur lantai dikediaman Painem kakak perempuannya.
Muji mengatakan, setelah menjalani rawat inap selama dua hari, ia masih masa pemulihan, karena tulang ekornya cidera tertimbun rumahnya yang roboh. Ditemani Agung (11) anaknya kini tinggal dan dirawat oleh Painem dan keponakannya, Sukini.
Muji mengaku kesakitan tiap duduk, karena mengalami tulang ekor terjepit, luka gores di dahi dan harus mendapat 12 jahitan serta luka memar lainnya.
Buruh kupas dan rajang bawang goreng ini hanya bisa tergolek. Untuk makan dan minum, dia harus dibantu oleh kakaknya. Kalaupun ingin duduk, dia harus disangga orang lain.
Adapun rumahnya masih rata dengan tanah. Sisa pohon kluwih yang ambruk masih terlentang di sebelah barat rumah bantuan RTLH berukuran 5×6 itu. Sebelumnya ia tinggal bersama anaknya yang masih kelas V. Kesehariannya sebagai buruh kupas dan rajang hanya mampu menghasilkan Rp 50 ribu/harinya. Sedangkan sang suami sudah berpisah sejak lama.
“Saat kejadian itu, saya berniat mencari pisau untuk mengupas brambang (Bawang merah) yang saya bawa pulang. Pas angin itu, saya tidak dengar apa-apa. Cuma tiba-tiba, bruk, saya sudah kejatuhan rumah. Untung saya tidak bawa pisau pas itu,” kata Muji saat ditemui di rumah saudaranya. Jumat (4/3/2022).
Selama masa pemulihan, Dia harus rutin kontrol dokter, karena cidera tulang ekornya sulit membuatnya beraktifitas seperti biasanya. Ditambah lagi, dia menjadi tulang punggung keluarga kecilnya. Dia berharap bantuan untuk rehabilitasi rumahnya bisa segera turun. Sehingga dia bisa menempati rumahnya kembali.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Hendrarto Setyo Wibowo memastikan bahwa koordinasi lintas sektor untuk pemberian bantuan untuk Muji telah dilakukan. Pemberian bantuan ini juga menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam pengajuan bantuan kebencanaan.
“Kita sudah ceklok. Apakah layak diberi bantuan atau tidak. Jadi nanti tidak masuk proyeksi RTLH. Tapi akan masuk bantuan tak terduga (BTT) dari Badan Keuangan Daerah (BKD). Maka kita sudah survei lokasi dan telah kami usulkan,” ujarnya.
Sebagaimana dikabarkan angin puting beliung melanda Desa Madu pada 20 Februari lalu. Pohon kluwih berdiameter 2 meter roboh dan menimpa rumah Muji.
Si anak, kebetulan tengah bermain ke rumah tetangganya. Nahas, Muji tertimpa bangunan rumah yang kini rata dengan tanah. Warga kemudian bergotong royong menyelamatkan tubuh Muji yang tertutup reruntuhan.(Gt/Red)