Advertisement
SANANA,MATALENSANEWS.com- Pemerintahan ’tangan besi’ (otoriter-red) coba dipertontonkan anak buah Bupati Sula Fifian Adeningsi Mus. Bagaimana tidak kemarin Ridwan Buamona Kadis Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan atau DLH-KP diduga memerintahkan tenaga honorer petugas kebersihan menggruduk rumah salah seorang wartawan yang memuat berita tentang pengelolaan sampah atau berita yang berkaitan dengan dinas tersebut.
Arahan dari Ridwan Buamona ini tentu tidak berdasar, mendatangi wartawan dan coba menghakiminya, apa lagi yang datang ratusan orang dengan dimobilisasi kendaraan dinas dan dipandu oleh dua kepala bidang (Kabid) yaitu kabid Pertamanan dan Kebersihan.
Wartawan tersebut adalah Rahman Latuconsina, jurnalis dari kantor berita online www.radarkota
Bukan hanya Rahman yang keberatan dengan tindakan ratusan orang yang disinyalir diperintahkan Ridwan Buamona, Pemerintah Desa Kades dan Sek. serta aparat desa mangega, Kecamatan Sanana Utara juga keberatan dengan aksi yang tidak memiliki legalitas tersebut, belum lagi sejumlah warga kostan yang rata-rata ada anak balita, mereka trauma dengan kejadian ’Kamis Pagi Kelabu’.
Dimana sejumlah orang dengan tanpa hak mensweeping kost-kostan kemudian dengan kata-kata kasar berteriak mencari wartawan Rahman, sehingga menimbulkan kepanikan dan ketakutan.
”saya hanya sesalkan cara mereka seperti itu padahal mereka itu (kabid-red) orang-orang pilihan dan punya intelektual yang cukup", ujar Rahman wartawan radarkota ketika dikonfirmasi media ini. Jumat, 17/2/2023, sore tadi.
Dirinya hanya tidak tega anaknya yang berusia baru delapan bulan melihat Ayahnya dipersekusi, terlebih melihat isterinya yang menangis melihat kejadian tersebut.
"Namun saya ikhlas dan saya ambil hikmahnya dari kejadian ini, saya tau mereka (petugas kebersihan) hanya salah paham dan tidak mengetahui duduk persoalan yang sesungguhnya, saya tidak dendam terhadap mereka", lanjut Rahman.
Sementara itu Ny. Shani Fataruba isteri Rahman Latuconsina mengaku trauma mengingat kejadian kemarin.
”saya takut karena tidak tau apa masalahnya dan orang yang datang banyak sekali, mengeluarkan kata-kata kasar”, ungkapnya.
Terakhir Rahman yang didukung rekan-rekan dari Komunitas Wartawan Sula dan perkumpulan wartawan lainnya melaporkan masalah ini ke polres kepulauan Sula, seraya berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi. ( Jek/Redaksi)