Advertisement
Gambar : ilustrasi |
SALATIGA|MATALENSANEWS.com - Sejumlah Mahasiswa beragama muslim di salah satu perguruan tinggi di Kota Salatiga mengaku terpaksa harus mengikuti ibadah Senin.
Mereka tak berani menolak, terkhusus mahasiswa yang mendapat beasiswa.
"Kami tidak berani menolak dan terpaksa mengikuti ibadah Senin,"kata sejumlah mahasiswa yang meminta namanya untuk tidak disebutkan saat ditemui wartawan, Jumat (7/7/2023) siang.
Awalnya yakni pada 12 Juni 2023, ia bersama mahasiswa lainnya yang mendapat beasiswa diminta untuk kumpul di BU. Selanjutnya oleh pihak kampus diminta untuk turut memposting kegiatan kegiatan ke jejaring media sosial.
"Jika hanya disuruh mengapload kegiatan dengan tujuan untuk promosi sih tidak apa apa dan biasa biasa saja,"ucapnya yang diamini mahasiswa lainya.
Terus selanjutnya disuruh untuk mengikuti ibadah hari Senin."Kami sudah tiga kali mengikuti ibadah senin,"jelasnya.
Ketika disinggung kenapa tidak menolak dan mengatakan jika ia beragama Islam. Sejumlah mahasiswa pernah menyampaikan ungkapan tersebut. Namun oleh pihak perguruan tinggi disampaikan jika itu wajib dan mahasiwa harus mengikuti aturan tersebut.
"Kami itu beragama Islam. Namun terpaksa mengikuti ibadah senin hingga selesai. Katanya (Pengurus kampus - red) jika tidak mengikuti ibadah senin atau absen 3 sampai 5 kali beasiswa akan dihentikan,"paparnya dengan gamblang.
"Bahkan mahasiswa yang mendapat beasiswa eksternal juga diwajibkan untuk ikut,"terangnya.
Terpisah, ID seorang mahasiswi mengungkapkan hal senada."Kami bersama mahasiswa yang beragama islam lainya menolak dan berharap aturan tersebut ditiadakan,"ucapnya.
ID menjelaskan, untuk lebih tepatnya, ibadah Senin ini wajib bagi seluruh mahasiswa yang menerima beasiswa dan berkuliah di universitas ini.
"Benar untuk ibadah Senin ini wajib untuk mahasiswa baik itu muslim ataupun non muslim yang mendapat beasiswa,"jelasnya.
Untuk batas absensi sempat saya dengar bahwa maksimal 3x jika lebih dari itu ada tindakan yang dilakukan bahkan pernah disampaikan bisa saja beasiswanya di cabut.
"Untuk prosesnya apakah real akan di cabut/tidak untuk saat ini sepertinya belum diberlakukan karena pasti teman-teman mahasiswa semua melakukan absensi via link yang bisa disebarluaskan dan akses mahasiswa,"terang ID.
ID menambahkan, sebenarnya beberapa mahasiswa sudah menyampaikan bahwa keberatan jika yang muslim khususnya mengikuti ibadah senin.
"Akan tetapi, balik lagi karena mahasiswa tersebut beasiswa jadi takut kalau beasiswanya terancam,"tambah ID.
Terpisah, menanggapi itu, Ketua PMII Kota Salatiga Fahrurrosin mas terkait kejadian itu pihaknya sangat menyayangkan.
"Saya sangat menyayangkan,"katanya saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (7/7/2023).
Karena pada dasarnya pemberian beasiswa itu untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan. Kebebasan beragama adalah hak individu yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun, dan itu merupakan hubungan setiap insan kepada tuhan.
"Kalau di PMII disebut (Hablum Minal-Allah). Harapannya Praktik/kejadian semacam itu jangan sampai terulang kembali oleh institansi pendidikan manapun. Apalagi di Kota Salatiga, yang menyandang gelar Kota Toleran,"tandas Fahrurrosin.
Sementara itu, pihak dari perguruan tinggi di Salatiga yang dimaksud, saat dikonfirmasi wartawan melalui pesan whatsApp perihal tersebut belum merespon/memberi tanggapan.(GT)