Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Jumat, 19 Januari 2024, 12:43:00 PM WIB
Last Updated 2024-01-19T05:43:18Z
BERITA PERISTIWANEWS

Penegasan Kepala Sekolah dan Mediasi Pj Wali Kota Terkait Dugaan Bullying di SMA 2 Salatiga

Advertisement


Salatiga|MATALENSANEWS.com-Kepala Sekolah SMA 2 Salatiga, Tentrem Lestari, dengan tegas membantah adanya tindakan bullying di sekolahnya setelah dilakukan mediasi oleh Pj Wali Kota Yasip Khasani. 


Tim khusus yang responsif terhadap isu perundungan langsung bergerak setelah mendapatkan kabar dan melakukan visit serta klarifikasi ke berbagai pihak. Namun, hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perundungan seperti yang dikabarkan.


"Saat mendapatkan kabar, kami segera meminta tim bergerak, termasuk melakukan visit dan klarifikasi ke berbagai pihak, termasuk yang bersangkutan," jelas Tentrem. 


Meskipun upaya tersebut dilakukan, tidak ditemukan adanya perundungan sesuai dengan laporan yang beredar.


Sekretaris LPAI Jawa Tengah, Dhinar Sasongko, memberikan apresiasi terhadap langkah Pj Wali Kota yang berhasil mengumpulkan semua pihak terkait dan menyelesaikan permasalahan ini. 


Dhinar menegaskan pentingnya menjadikan prinsip terbaik bagi anak sebagai prioritas agar semua pihak dapat kembali melanjutkan proses belajar mengajar dengan nyaman.


"Sebagaimana harapan kami, prinsip yang terbaik bagi anak harus dikedepankan. Saat ini, semua sudah bisa kembali melanjutkan proses belajar mengajar dengan nyaman," imbuh Dhinar setelah mengikuti mediasi pada Jumat (19/1/2024).


Mediasi dilakukan di ruang kerja Wali Kota dan dihadiri oleh berbagai instansi terkait, termasuk wali murid, DP3A, Dinas Pendidikan, Diskominfo, SMA 2 Salatiga, Cabang Dinas, dan Kabid SMA Disdik Propinsi. Guntur Sri Hartono, orang tua siswi yang diduga menjadi korban bullying, menyampaikan terima kasih kepada Pj Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, dan LPAI Jawa Tengah atas perhatian dan kepeduliannya.


Meskipun pihak sekolah dan dinas terkait tidak menemukan peristiwa bullying, Guntur tetap yakin bahwa apa yang dialami anaknya benar terjadi. "Terlepas dari apakah yang dialami anak saya dianggap sebagai peristiwa bullying, itu hak mereka. Tuhan Maha Tahu dan 'Sopo Jujur Bakal Tinemu', begitupun sebaliknya," tandasnya.


Fokus saat ini, lanjut Guntur, adalah pada pengawasan anak agar kejadian serupa tidak terulang, dan ia menyatakan bahwa kondisi anaknya telah membaik di sekolah yang baru.(TRI)