Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Sabtu, 24 Agustus 2024, 6:44:00 PM WIB
Last Updated 2024-08-24T11:44:01Z
BERITA PERISTIWANEWS

Gunung Merapi Semburkan Awan Panas 18 Kali, Warga Diimbau Waspada

Advertisement


Yogyakarta | Matalensanews.com – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menunjukkan peningkatan aktivitas. Pada Sabtu (24/8/2024) pagi, Merapi menyemburkan awan panas guguran sebanyak 18 kali ke arah barat daya, tepatnya menuju Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.800 meter.


Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan bahwa aktivitas erupsi ini terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Saat ini, Gunung Merapi berada pada level 3 siaga.


Menurut BPPTKG, potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya yang mencakup Sungai Boyong dengan jarak bahaya maksimum 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Kali Bebeng hingga 7 kilometer. 


Di sektor tenggara, ancaman meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh 5 kilometer. Sementara itu, lontaran material vulkanik dapat mencapai radius hingga 3 kilometer dari puncak gunung jika terjadi letusan eksplosif.


Data pemantauan dari BPPTKG mengindikasikan bahwa suplai magma masih terus berlangsung. Kondisi ini dapat memicu terjadinya guguran awan panas dalam wilayah potensi bahaya.


Petugas BPPTKG, Alzwar Nurmanaji, mengimbau masyarakat di wilayah Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten untuk tetap waspada terhadap potensi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi. Ia juga menegaskan agar warga tidak melakukan aktivitas apapun di daerah-daerah yang sudah ditetapkan sebagai zona berbahaya.


"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," kata Alzwar.


Dengan situasi yang masih dinamis, masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi diimbau untuk terus memantau informasi terkini dari pihak berwenang dan siap menghadapi kemungkinan peningkatan aktivitas vulkanik.(Sofie Rahmawati)