Advertisement
Laporan : Sofie Rahmawati
SLEMAN|MATALENSANEWS.com– Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Dalam periode pengamatan yang dilakukan pada Minggu, 15 September 2024, pukul 00.00-24.00 WIB, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadinya 57 kali guguran lava yang mengarah ke barat daya, tepatnya menuju Kali Bebeng, dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.800 meter.
Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini terletak di perbatasan antara Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dan tiga kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Magelang, Boyolali, dan Klaten.
Menurut BPPTKG, cuaca di kawasan Gunung Merapi saat pengamatan didominasi oleh kondisi berawan hingga cerah, dengan suhu udara berkisar antara 13,5 hingga 27 derajat Celsius. Kelembaban udara tercatat mencapai 48,8 hingga 99,8 persen, dengan tekanan udara bervariasi antara 835,5 hingga 918,5 mmHg. Angin bertiup tenang ke arah barat.
Gunung Merapi terlihat jelas meskipun diselimuti kabut tipis, dan asap kawah dengan tekanan lemah teramati berwarna putih, berintensitas sedang, serta memiliki ketinggian 50 meter di atas puncak kawah. BPPTKG juga mencatat adanya kegempaan guguran, Hybrid/Fase Banyak, Vulkanik Dangkal, serta Tektonik Jauh.
Tingkat aktivitas Gunung Merapi masih berada pada SIAGA Level 3, yang telah ditetapkan sejak 5 November 2020. BPPTKG memperingatkan bahwa potensi bahaya saat ini berasal dari guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Di sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh 3 kilometer dan Sungai Gendol hingga 5 kilometer.
Selain itu, BPPTKG menambahkan bahwa lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius hingga 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Rekomendasi BPPTKG bagi masyarakat di sekitar Gunung Merapi antara lain:
1. Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya.
2. Warga diharapkan mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat terjadi hujan.
3. Masyarakat di sekitar Gunung Merapi juga perlu bersiap menghadapi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi.
Jika terjadi perubahan signifikan pada aktivitas gunung, BPPTKG akan meninjau kembali status aktivitas Gunung Merapi.(*)