Advertisement
BOYOLALI|MATALENSANEWS.com– Insiden kecelakaan air terjadi di Desa Krobokan, Kecamatan Juwangi, Boyolali, pada Rabu, 25 September 2024. AR (6), seorang anak yang dilaporkan hilang tenggelam di embung setempat, akhirnya ditemukan meninggal dunia setelah pencarian intensif selama 12 jam. Kejadian ini memicu keprihatinan masyarakat setempat, setelah orang tua korban, SL (29), melaporkan hilangnya anaknya kepada pihak berwenang.
Mendapatkan laporan tersebut, Kepolisian Sektor Juwangi langsung berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali dan Tim SAR. Setelah pencarian yang melelahkan, jasad AR akhirnya ditemukan pada Kamis, 26 September 2024, sekitar pukul 08.15 WIB.
Kasihumas Polres Boyolali, AKP Arif Mudi Prihanto, membenarkan kejadian tersebut dan menyampaikan rasa duka yang mendalam atas musibah ini. “Kami sangat berbelasungkawa atas kehilangan AR. Kami juga mengapresiasi kerja sama warga setempat, BPBD, dan Tim SAR dalam pencarian ini,” ujar AKP Arif.
Kronologi Kejadian
Pada Rabu, 25 September 2024, sekitar pukul 17.00 WIB, ibu korban mulai merasa khawatir karena AR belum kembali ke rumah. Berdasarkan keterangan dari teman bermainnya, AF (6), diketahui bahwa AR sempat bermain di sekitar Embung Krobokan sebelum tenggelam. Panik, ibu korban segera menuju lokasi dan menemukan sandal milik anaknya di sekitar saluran pembuangan air. Menyadari adanya bahaya, keluarga korban segera melaporkan kejadian tersebut kepada Kades setempat.
Kepala Desa Krobokan, Bapak Toyo, segera menghubungi Polsek Juwangi. Kapolsek Juwangi, IPTU Bambang Sugiarto, bersama anggotanya tiba di lokasi pada pukul 18.30 WIB dan langsung berkoordinasi dengan BPBD Boyolali untuk mempercepat proses pencarian. Warga setempat juga turut membantu dalam pencarian tersebut.
Jasad AR ditemukan di dasar embung dengan kedalaman sekitar 2,5 meter. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan, sehingga dipastikan bahwa AR meninggal karena tenggelam.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat Boyolali untuk lebih waspada terhadap keselamatan anak-anak, terutama di sekitar tempat-tempat berisiko seperti embung. Pengawasan dan upaya pencegahan diperlukan untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.(Goent)