Advertisement
Salatiga|MATALENSANEWS.COM- Dalam upaya meningkatkan Pelayanan Publik Berbasis Hak Asasi Manusia (P2HAM), Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salatiga menjalin kerja sama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kota Salatiga. Kerja sama tersebut diresmikan melalui penandatanganan perjanjian pada Selasa (03/09).
Kepala Rutan Salatiga, Redy Agian, mengungkapkan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat kualitas pelayanan publik, baik bagi masyarakat umum, pengunjung, pengguna layanan, maupun warga binaan di Rutan Salatiga. Ia juga menekankan pentingnya pelayanan yang prima dan inklusif terhadap semua kalangan, termasuk kelompok rentan seperti penyandang disabilitas.
"Kerja sama ini adalah langkah untuk meningkatkan pelayanan publik yang prima kepada masyarakat, pengunjung, dan warga binaan di Rutan Salatiga," kata Redy Agian.
Lebih lanjut, Redy berharap agar para pegawai Rutan Salatiga dapat belajar mengenai penanganan khusus bagi kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, serta meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
"Dengan adanya kerja sama ini, saya berharap dapat menumbuhkan sikap ikhlas dalam memberikan pelayanan serta meningkatkan pengetahuan pegawai dalam menangani kelompok rentan, disabilitas, dan penggunaan bahasa isyarat," tambahnya.
Kepala SLB Negeri Salatiga, Fanie Dipa Pawakaningsih, menyambut baik kerja sama tersebut. Menurutnya, inisiatif ini memberikan kesempatan bagi pegawai Rutan Salatiga untuk meningkatkan kompetensi dalam pelayanan publik, terutama dalam hal berkomunikasi dengan penyandang disabilitas.
"Kami sangat antusias dan mengapresiasi kerja sama ini. Semoga dapat meningkatkan kapasitas pelayanan publik bagi pegawai Rutan, terutama dalam hal kompetensi bahasa isyarat," ujarnya.
Fanie juga berharap kerja sama ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih peka terhadap kebutuhan pelayanan khusus bagi masyarakat yang membutuhkan, termasuk kelompok rentan dan disabilitas.
Kerja sama ini juga akan melibatkan berbagai kegiatan sosial dan transfer pengetahuan, termasuk memperkenalkan fungsi dan peran Rutan kepada siswa SLB. Hal ini diharapkan dapat mengubah pandangan anak-anak terhadap Rutan yang selama ini dianggap menyeramkan.
"Selain itu, kami juga menyampaikan bahwa kebutuhan khusus dalam pelayanan publik harus diperhatikan, khususnya di Rutan Salatiga," pungkas Fanie.(Goent)