Advertisement
KAB.SEMARANG|MATALENSANEWS.com-Penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, terutama solar, kembali mencuat di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Praktik ilegal ini menunjukkan lemahnya pengawasan dan penegakan hukum, menyebabkan kerugian besar bagi negara dan masyarakat.
Kasus mafia BBM subsidi semakin terang dengan adanya truk-truk modifikasi yang kerap keluar masuk SPBU di Wilayah hukum Polres Semarang untuk mendapatkan solar subsidi secara tidak sah. Selain itu, armada mobil tangki biru putih berkapasitas hingga 5000 liter diduga menyalahgunakan distribusi BBM yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin.
Ketua ELBEHA Barometer, Hartono, menyoroti lemahnya penegakan hukum yang menciptakan peluang besar bagi oknum tidak bertanggung jawab untuk mengeksploitasi subsidi BBM. "Zero Toleransi harus segera diterapkan secara tegas dan konsisten untuk memberantas praktik-praktik ilegal ini," ujar Hartono pada Senin (9/12/2024).
Hartono juga menyerukan perlunya penguatan regulasi dan pengawasan ketat di semua tingkat distribusi. Menurutnya, implementasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi harus dilakukan dengan lebih serius. Dalam undang-undang tersebut, pelaku penyelewengan BBM subsidi dapat dijatuhi hukuman penjara hingga enam tahun dan denda maksimal Rp 60 miliar.
Namun, lemahnya pengawasan dan minimnya penegakan hukum membuat praktik mafia BBM subsidi terus berkembang. Akibatnya, masyarakat yang seharusnya menikmati harga BBM terjangkau justru terkena dampak kenaikan harga akibat ulah para mafia.
Pemerintah dan aparat penegak hukum diharapkan segera bertindak tegas untuk memberantas praktik mafia BBM subsidi yang merugikan negara dan masyarakat. Dengan pengawasan ketat, regulasi yang jelas, serta penegakan hukum tanpa kompromi, manfaat subsidi BBM dapat kembali dirasakan oleh mereka yang benar-benar membutuhkan.
Kita sudah menemukan siapa pemain mafia BBM di Wilayah Kabupaten Semarang serta para anggota yang terlibat,Ungkap Hartono.(TRI)
