Advertisement
Thasin, seorang pengusaha kerupuk Kulit asal Salatiga |
SALATIGA|MATALENSANEWS.com–Keberhasilan dalam dunia usaha tidak datang secara instan, tetapi melalui dedikasi dan ketekunan. Prinsip inilah yang dipegang teguh oleh Thasin, seorang pengusaha asal Salatiga, Jawa Tengah, yang sukses membangun bisnis kerupuk kulit dari nol hingga mampu menembus pasar luar kota, bahkan hingga ke Sumatera.
Thasin menjalankan industri rumahan di Dusun Isep-Isep, Kelurahan Cebongan, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Dari tempat inilah camilan khas berbahan dasar kulit sapi diproduksi dan didistribusikan ke berbagai daerah seperti Boyolali, Semarang, Yogyakarta, serta luar kota lainnya.
Saat ini, usaha Thasin berkembang pesat. Ia tidak lagi bekerja sendirian, melainkan dibantu oleh puluhan karyawan yang tersebar di berbagai daerah.
"Untuk proses produksi kerupuk kulit ada 10 orang, sementara untuk pengemasan dan pemasaran ada 15 orang. Semua karyawan berasal dari warga sekitar," ujar Thasin.
Proses Produksi yang Alami
Thasin menjelaskan bahwa proses produksi kerupuk kulit dimulai sejak pagi buta, sekitar pukul 04.00 WIB, saat bahan baku berupa kulit sapi segar datang.
Kulit sapi tersebut pertama-tama dibersihkan agar bebas dari bulu dan lemak. Setelah itu, dilakukan proses perebusan, pemotongan, hingga penjemuran.
Semua tahapan produksi dilakukan secara alami tanpa bahan kimia agar menghasilkan kerupuk kulit berkualitas tinggi.
Tantangan di Balik Kesuksesan
Perjalanan bisnis Thasin tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia.
Untuk bisa bertahan, Thasin harus melakukan berbagai penyesuaian, termasuk dengan membuka cabang di berbagai daerah guna memperluas jaringan pemasaran sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.
"Alhamdulillah, dengan adanya cabang baru, usaha tetap berjalan dan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja," jelasnya.
Selain itu, Thasin juga menghadapi kendala dalam penggunaan bahan bakar. Produksi kerupuk kulit membutuhkan tabung gas dalam jumlah besar untuk memastikan produk benar-benar kering dan tidak berlendir.
"Namanya kerupuk kulit harus benar-benar kering. Kalau setengah kering, bisa berlendir dan tidak tahan lama," pungkasnya.
Dengan ketekunan dan strategi bisnis yang tepat, Thasin kini membuktikan bahwa usaha rumahan pun bisa berkembang besar dan menembus pasar luas. Kisah suksesnya menjadi inspirasi bagi banyak pelaku UMKM untuk terus berusaha dan berinovasi.
Edytor : Goent