Advertisement
UNGARAN|MATALENSANEWS.com– Warga Perumahan Vila Bukit Tuntang, Dusun Karanganyar, Desa Karanganyar, Kabupaten Semarang, mengeluhkan persoalan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Mereka memprotes kebijakan pemerintah desa yang mengalirkan air Pamsimas ke dusun lain, menyebabkan berkurangnya pasokan air di wilayah mereka, Selasa(21/1/25).
Masalah ini bermula ketika pihak Desa Karanganyar menyalurkan pipa aliran air Pamsimas ke beberapa dusun di luar Dusun Karanganyar, termasuk Dusun Ngagrong dan Dusun Karanglo. Padahal, fasilitas Pamsimas tersebut awalnya merupakan bagian dari pengembang perumahan untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.
Salah satu warga, Thomas Genka (36), menyatakan bahwa sejak awal pengelolaan air tidak melibatkan warga perumahan secara transparan.
"Ini awalnya fasilitas dari pihak pengembang untuk warga perumahan. Kemudian diserahkan ke desa dan dikelola tanpa memperhatikan kepentingan warga. Tiba-tiba, air dialirkan ke dusun lain, akibatnya debit air menurun dan warga sering mengeluh air mati," ujarnya.
Senada dengan Thomas, Hengky (40), warga lainnya, mengungkapkan bahwa sejak awal pengelolaan Pamsimas kurang transparan. Ia juga menyoroti bahwa pengelolaan sebelumnya dipegang oleh Agus, suami dari Kepala Desa Karanganyar, Kustini.
"Dari awal tidak transparan dan terkesan dikomersialkan. Ini fasilitas untuk warga Dusun Karanganyar, tapi malah dialirkan ke dusun lain, menyebabkan pasokan air untuk warga berkurang," jelas Hengky.
Sementara itu, Kepala Desa Karanganyar, Kustini, tidak berada di kantor saat dikonfirmasi wartawan. Sekretaris Desa, Heru, membenarkan adanya polemik tersebut dan menyatakan bahwa permasalahan ini sudah dibahas dalam pertemuan warga pekan lalu.
"Benar, ada salah komunikasi, tapi pengelolaan Pamsimas kini sudah kami kembalikan ke warga. Kami masih mencoba mengakomodir aliran air ke Dusun Ngagrong, dan Kamis nanti akan ada pertemuan lanjutan," kata Heru.
Hingga berita ini diturunkan, warga perumahan masih menunggu solusi konkret agar pasokan air kembali normal dan tidak terdampak oleh kebijakan distribusi ke wilayah lain.(Goent)