Advertisement
Saat melakukan investigasi di lokasi, para pedagang menunjukkan kondisi atap pasar yang sudah lama bocor. Kebocoran ini menyebabkan pasar kebanjiran setiap kali hujan turun.
"Kalau hujan, pasar ini pasti banjir. Ini sudah berlangsung lebih dari tiga tahun. Kami sudah berulang kali melapor, katanya mau ditindaklanjuti, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan," ujar salah satu pedagang yang enggan disebut namanya, Selasa (25/03/2025).
Menurut para pedagang, hampir seluruh bagian atap pasar mengalami kebocoran, terutama di area yang tampak berwarna putih akibat rembesan air. Selain itu, lantai pasar yang rusak sering menyebabkan pengunjung tergelincir.
"Pernah ada bapak-bapak dan ibu-ibu yang terpeleset karena lantai rusak. Pasar ini juga sangat kumuh, air untuk kebutuhan pasar tidak mengalir, dan CCTV hanya sekadar pajangan karena tidak berfungsi," tambahnya.
Ketika Tim SAD mencoba mengklarifikasi masalah ini ke pihak pengelola pasar, mereka tidak menemukan satu pun pegawai yang bertugas di kantor pasar.
Salah satu pedagang juga mengungkapkan bahwa Ketua Pasar, Widi Widia Nigsih, tidak pernah terlihat aktif dalam mengelola pasar.
"Kami sudah melaporkan ini ke dinas terkait dan pihak pengelola pasar. Mereka berjanji akan menindaklanjuti, tapi sampai tahun 2025 belum ada perubahan. Komunikasi terakhir sebulan lalu, katanya bulan Maret akan ada perbaikan, tapi belum ada realisasi," ungkapnya.
Selain pedagang tradisional, banyak usaha lainnya beroperasi di Pasar Mranggen. Sayangnya, kondisi yang kotor dan kumuh semakin memperburuk keadaan.
Tim SAD menyoroti adanya anggaran pemeliharaan pasar setiap tahun, namun kondisi Pasar Mranggen tetap tidak mengalami perbaikan.
"Kami sangat menyayangkan kondisi pasar yang semakin memprihatinkan. Kami berharap dinas terkait segera menindaklanjuti keluhan pedagang agar Pasar Mranggen menjadi lebih layak," tegas perwakilan Tim SAD.
Pedagang berharap pemerintah segera merespons keluhan mereka agar aktivitas jual beli di Pasar Mranggen dapat berjalan dengan nyaman dan aman.(Aris Yanto)