Deoxa Indonesian Channels

lisensi

Advertisement MGID

Kamis, 13 Maret 2025, 11:03:00 PM WIB
Last Updated 2025-03-13T16:03:29Z
BERITA UMUMNEWS

Seminar di Salatiga Bahas Efisiensi Anggaran dan Dampaknya pada Kemandirian Ekonomi Indonesia

Advertisement


Salatiga|
MATALENSANEWS.com– Sebuah seminar bertajuk "Analisa Dampak Positif dan Negatif Kebijakan Efisiensi Anggaran terhadap Kemandirian Ekonomi Indonesia" digelar pada Kamis (13/3/2025) pukul 16.00 WIB di Aula Front One Gosyen Hotel Plaza Salatiga. Acara ini diinisiasi oleh Koordinator Mahasiswa Islam Semarang Raya dan dihadiri oleh 65 perwakilan pengurus mahasiswa dari berbagai daerah di Salatiga.


Seminar ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dr. Saifudin Zuhri, M.Si (Dosen FEBI UIN Salatiga) dan Muhammad Ade Ardian, S.E., serta dipandu oleh moderator Yola. Ketua panitia, M. Irvan Mustofa, dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk mengkaji kebijakan pemerintah terkait efisiensi anggaran dan dampaknya terhadap perekonomian nasional.


Dalam pemaparannya, Dr. Saifudin Zuhri membahas efisiensi anggaran dalam konteks ketidakpastian politik dan ekonomi global, jatuh tempo utang negara, serta pembiayaan program strategis. Ia menjelaskan bahwa pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan konsumsi rumah tangga (C), investasi domestik bruto (I), pengeluaran konsumsi pemerintah (G), serta ekspor neto (X–M), yang secara matematis dituliskan sebagai Y = C + I + G + NX.


Lebih lanjut, ia menyoroti Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja yang menekankan pengalihan alokasi anggaran dari sektor yang kurang produktif ke sektor yang memiliki multiplier effect lebih tinggi. Selain itu, tantangan bagi kelas menengah, defisit APBN, dan perlunya birokrasi yang lebih efisien juga menjadi fokus pembahasannya.



Sementara itu, Muhammad Ade Ardian, S.E. menyoroti efisiensi anggaran yang mencapai Rp300 triliun, dengan postur anggaran negara yang masih didominasi oleh pajak, PNBP, dan sektor perbankan. Ia juga menjelaskan peran Sovereign Wealth Fund (SWF) dalam mengoptimalkan aset negara untuk investasi jangka panjang.


Selain itu, ia mengulas target investasi senilai USD 20 miliar yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk lebih dari 20 proyek strategis nasional, termasuk hilirisasi nikel, bauksit, pembangunan pusat data AI, kilang minyak, dan energi baru terbarukan.


Seminar diakhiri dengan sesi tanya jawab, closing statement, foto bersama, dan penutupan acara. Para peserta diharapkan dapat mengambil wawasan berharga mengenai efisiensi anggaran dan dampaknya bagi kemandirian ekonomi Indonesia.(Goent